Ini semua seperti potongan puzzle yang harus disusun dengan logika berkaitan, untuk memasang puzzle yang satu kamu harus menanti puzzle yang lainnya dulu. Sebab inilah potongan puzzle berikut yang datang, potongan itu datang bersamaan dengan kehamilan istrinya yang menginjak angka dua bulan:
Ketika itu sudah hampir sebulan babi-babi itu menempati peternakan, rupanya Ramon punya cara meredam suara warga. Diajaknya warga setempat yang masih muda dan menganggur menjadi pegawai di sana dengan gaji cukup tinggi, diajaknya para perangkat desa untuk berbagi hasil usaha tanpa harus menanam saham, diajaknya seorang hansip tua yang sudah puluhan tahun bekerja sukarela untuk menjadi satpam dengan pendapatan yang cukup untuk merenovasi gubuknya. Diperbaikinya jalan desa dari batas peternakan babi hingga satu kilometer sebelum jalan raya
Demikianlah dia mulai membangun kekuatan dan kini mulai ada orang-orang yang mendukungnya, semuanya bersenjata sama: sebab peternakan babi itu meningkatkan taraf hidup sebagian dari mereka, sebab jalan jadi bagus karena ada peternakan babi itu, sebab, sebab, sebab, dan belasan sebab yang jadi pembenaran. Kali ini ternyata bukan Ramon yang harus bicara, dia mengunakan mulut warga yang percaya padanya.
Sekali lagi Irwan tidak pernah menyalahkan Ramon atau babi itu, dia juga tidak menyalahkan desa itu. Setidaknya dia berusaha tampil netral, tapi itu tidak lama karena pada suatu hari tiga orang anak terserang diare dan hanya satu yang selamat, yang dua meninggal di rumah sakit. Saat itu Irwan sedang ke luar kota untuk urusan pekerjaannya tapi beginilah yang terjadi menurut pandangan mata istrinya: