Menurut Airin, salah satu cara untuk mengambil kendali sebuah pertemuan adalah dengan hadir lebih dulu. Maka dia sengaja datang lebih awal tiga puluh menit, siapa tahu ada hal yang tidak terduga. Dia duduk di tempat biasa, menyiapkan alat rekam dan buku catatannya, memesan secangkir cappuccino—yang belum sedikitpun diminumnya—sebab dia merasa perlu menetralisir detak jantung dan perasaan yang tidak karuan. Kenapa aku begitu gelisah? Dirinya sendiri tidak tahu mengapa! Hanya perasaannya saja yang bicara.
Tepat pukul sepuluh, pintu café terbuka dan Indra masuk, penampilannya juga tidak biasa. Baru kali ini dia melihat Indra memakai topi, tidak membawa ransel atau memakai jaket. Airin melihat perlu beberapa saat bagi Indra untuk mencari mejanya, ini aneh, sebab dia ada di meja yang sering mereka tempati. Indra mendekat, tersenyum..
“Hai, Assalamualaikum.”
“Waalaikumussalam.” Airin benar-benar melihatnya sebagai sosok yang berbeda, dia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. Siapa kamu? Kamu lebih sopan, kamu lebih bersih, kamu lebih teratur, kamu bukan Indra!
“Sudah lama nunggu ya?” Indra duduk di depannya.
“Lumayan, tapi aku memang sengaja datang lebih awal. Mau pesan minuman yang biasa?”
Indra membuka topinya, menggeleng pelan. “Langsung saja, aku tidak begitu ingin minum…”
Airin mengamati Indra lebih dalam, dari cara duduknya saja dia sudah heran. Ini sungguh cara duduk yang anggun.
Lebih anggun dari aku! Gila!
“Kenapa, Air? seperti yang belum pernah ketemu aku gitu.”
“Nggak sih Dra. Aku cuma....”
“Kaget?”
Perlu waktu beberapa saat bagi Airin untuk merumuskan jawaban. “Iya sih… sebenarnya.”
Indra tersenyum dan mengangguk. “Aku bisa mengerti, karena secara teknis kita memang belum pernah berkenalan langsung. Tapi ada baiknya kalau aku mengenalkan diri. Aku... adalah Sulisati.”
Jangan tanya, jelas Airin kaget. Apa ini hanya permainan atau memang sosok Sulisati? Apakah benar Sulisati adalah kepribadian alter Indra? Mungkinkah perkiraanku bahwa Indra mengalami Dissociative Identity Disorder selama ini benar? Ini betul-betul tidak terduga. Ini fakta yang bagus untuk penelitianku. Bahkan mungkin inilah kabar yang menyenangkan bagiku hari ini!