Mr. Baret Merah

Lenny Putri
Chapter #1

PROLOG

TRET ….

Truk hijau lumut itu berhenti tepat di hadapan seorang tentara muda berseragam loreng lengkap dengan baret merah yang merentangkan tangan ke depan seolah memberi isyarat untuk berhenti. 

Sontak semua tentara muda lainnya dengan kepala yang juga dihiasi baret merah langsung menunggu di pintu truk dengan selang pendek di tangan masing-masing.

"CEPAT ... CEPAT ...."

Teriakan itu bagai petir yang menggelegar di hari yang hampir senja. Sontak semua prajurit berbaju loreng lengkap dengan topi loreng, serta ransel dan tas besar berisi barang bawaan itu langsung berlari seperti kesetanan menuruni truk tentara.

"CEPAT ...."

Ada yang sampai dipukul menggunakan selang pendek di pundak oleh tentara-tentara muda berbaret merah itu.

"PULANG AJA KAMU KALAU MANJA!"

Prajurit yang lari belakangan, sudah ketar-ketir tak jelas sambil menahan beban tas yang beratnya berkilo-kilo. Begitu kaki para prajurit Angkatan Darat itu melewati pilar yang bertuliskan “KOMANDO”, setiap hati seolah berbisik,

WELCOME TO KOMANDO PASUKAN KHUSUS

WELCOME TO BATUJAJAR

Tempat penggemblengan pasukan khusus terbaik nomor satu di dunia.

Rombongan itu segera membentuk barisan rapi.

“SIAP GERAK!!!!” instruksi seorang pelatih.

Seorang pria berwajah oval berusia sekitar tiga puluhan sudah berdiri di depan mereka dengan seragam loreng lengkap dengan baret merahnya. Pada name tagnya tertera, "LEONARDO".

"Selamat datang di Kesatriaan Muhammad Idjon Djanbi," ucapnya tegas dengan tatapan tajam ke arah objek di hadapannya. "APAKAH SUDAH SIAP MENTAL DAN FISIK KALIAN?" tanya Leon dengan volume keras.

"SIAPPPP!" balas para prajurit dengan bersikap siap sebelum kembali pada sikap istirahat.

Tak lama dari samping, sebuah mobil beratap terbuka muncul. Seorang supir muda yang menyetir dengan baret merahnya dan seorang pria berpostur kekar yang berdiri di sampingnya dengan tampilan yang sama. Ya, seragam loreng lengkap dengan baret merah dan brevet komando. Pada name tagnya tertera, "ALFATIH"

Tak ada senyum di wajah tirus dengan rahang kokoh itu, yang membuat perasaan setiap prajurit mendadak tidak enak. Azka turun dari mobil dengan rahang mengeras. Tanpa banyak tanya, langsung memberi tendangan dengan sepatu bonengnya ke perut prajurit yang paling depan sampai prajurit itu mundur selangkah sebelum kembali tegap.

"LATIHAN YANG BENAR!" bentaknya.

Satu tendangan lagi untuk prajurit di urutan keempat. "KEMBALI SAJA MENJADI TARUNA KALAU FISIKMU LEMAHHHH!" Suaranya sedingin es dan menggelegar seperti halilintar.

BAG-BUG-BAG-BUG ….

Setelah sukses menguji mental, barulah dia kembali ke depan. 

"PULANG!" titahnya.

Hening!

"MASIH ADA WAKTU, KALAU INGIN PULANG SEGERA PULANG!!" ulangnya.

Lihat selengkapnya