Mr. Ghosting

Tri Wulandari
Chapter #1

Prolog

"Jojo!!" panggil Beno pada gadis yang tengah sibuk membereskan barang yang barus saja turun dari truk logistik. Mereka adalah karyawan minimarket sejuta umat di negeri ini, keduanya sudah bekerja nyaris dua tahun di salah satu cabang minimarket di kota. Shift pun entah kebetulan atau memang sudah dirancang oleh Pak Manager, mereka selalu mendapat giliran shift barengan. Dan hal absurd serta unfaedah kerap didapat Jo—nama panggilan Joana, jika sedang bersama si biang rusuh itu.

"Jo, nanti malem jalan, yuk? Gue lama kagak makan ketopraknya Bang Jali, tenang aja gue traktir, kok," kata Beno sambil menaikturunkan kedua alisnya di samping Jo. Harusnya Beno yang bertugas menurunkan barang-barang dari dalam truk dan membawanya ke dalam untuk ditaruh di rak. Tapi sejak tadi ia malah sibuk menggoda Jo untuk diajak jalan nanti malam.

"Nama gue Joana, bukan Jojo bajojo!" ucap Jo datar, masih sibuk menurunkan barang-barang dari truk. Kotak-kotak dan kardus itu berat, benar-benar ya Beno ini tidak tahu diri. Peka sedikit kek bantuin Jo.

"Iya, Jo Sayangnya gueeeee..." balas Beno mendramatisir. "Mau, ya, Jo? Lo kan nggak pernah mau gue ajakin makan di luar. Kenapa emang, sih? Cewek-cewek lain kalau gue ajak mau. Kenapa lo nggak?" tanyanya yang membuat Jo semakin geram.

"Karena gue nggak suka sama lo. Cewek-cewek itu aja pada tolol!"

"Aduh, Jo, nyelekit amat itu mulut," sambar Edi—sesama karyawan di minimarket itu yang datang membantu Jo. "Elu lagian, bantuin orang mah! Jangan sibuk ngajak makan aja! Jo keberatan bawa barang, lo malah rewel dari tadi ributin makan ketoprak mulu!"

"Heh! Aing lagi usaha, nyaho sia!" [gue lagi usaha, tahu lo!] Sungut Beno tak terima.

"Udah kalian tuh berisik tahu nggak! Angkat nih kardusnya, isinya sabun pel. Jangan sampe penyok!" Jo memberi arahan pada Beno dan Edi untuk mengangkat kardus itu, karena Jo tidak sanggup menganggkatnya sendiri. Bisa remuk tulangnya nanti.

"Lo tuh, Jo tuh nggak doyan sama lo, Ben." Edi memberi nasihat, sambil mengangkat kardus itu agar digotong berdua dengan Beno.

"Kan gue bilang, usaha dulu. Siapa tahu Jo kebuka mata batinnya. Terus mau sama gue." Beno terkiki sendiri seperti orang gila baru, membayangkan berpacaran dengan Jo memang menyenangkan. Padahal gadis itu tidak seksi, hanya manis saja. Rambutnya panjang sepunggung, wajahnya juga manis. Tingginya kira-kira sekitar 160cm, dan yang lebih membuat Beno penasaran adalah, Jo tidak pernah mau tersenyum. Kenapa sih? Sariawan, kah?

Berkali-kali Beno membanyol selucu atau semeledak apa pun, tetap saja Jo akan memasang tampang datar. Makanya, membuat Jo bisa me-notice-nya adalah hal yang sangat berarti untuk Beno.

Lihat selengkapnya