"Kamu tidak apa-apa, bukan?" Jessica memandang khawatir aku.
Aku menggeleng. "Tidak"
Jessica mengalihkan pandangannya ke arah Thomas. Dia manatap sinis Thomas. "Casya, habis kamu aku buat" Aku terkejut mendengarnya, Casya? wanita yang tadi di labrak Jessica tetapi mengapa Thomas yang di tatap sinis?
Aku melihat Casya berdiri di samping Thomas wanita itu mengatakan sesuatu dengan mimik wajah sedih bahkan sekarang wanita itu menangis! Wah drama.
Casya melihat takut-takut ke arah ku, tidak maksud ku ke arah Jessica. Apakah dia mengaduh tentang Jessica yang mendorongnya? Aku baru sadar ada tissu di tangannya dia memegang tissu dan menempelkan di hidungnya tissu itu berdarah? Lupa kalau Kakak ku terlalu kuat saat memberikan pelajaran pada wanita itu.
Thomas memandang Jessica yang sekarang sedang menatapnya dalam diam tangan kanan Thomas berada di pundak Casya, mereka berdua berjalan berbarengan meninggalkan area parkiran tetapi, arah pandang Thomas tidak sedikitpun teralihkan dari Jessica. Cinta segitiga hee..
Entah siapa yang menjadi orang ketiga di sini Jessica atau Casya. Aku berdoa semoga Casya, karna citra Jessica sudah buruk di mata orang jangan sampai menambahnya lagi.
Jessica membantu ku berjalan ke ruang rawat kampus dan disini lah aku sekarang bolos mata kuliah untuk mengobati luka ku di temani Jessica, padahal aku sudah mengatakannya bahwa aku bisa sendiri tetapi Jessica dengan tegas mengatakan.
"Aku kakak jadi sudah seharusnya melindungi mu"
Mengapa dia baru sadar jika dia kakak lalu mengapa dia tidak menutup mulut semua orang yang mengatakan kalau aku Dayang Iblis.
Jessica memainkan ponselnya dengan fokus sedangkan aku duduk di brankar ruang rawat dalam diam bingung ingin melakukan apa.
Jessica beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah ku. "Aku pinjam kunci mobil" Bukan kunci nya saja pasti kamu akan membawa mobil ku kan!! Ingin aku mengatakan seperti itu.
"Mau pergi kemana kamu?"
Helaan napas terdengar dari Jessica. "Suatu tempat"
Aku mengernyit, lalu aku di tinggal sendiri gitu?. "Kamu bisa pulang dengan taksi, bukan?" sudah ku duga. Punya kakak minus akhlak tapi, bagaimana Jessica tahu aku mengatakan itu?
Tuk
Jari telunjuk dan jari tengah Jessica ia ketuk ke kening ku. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan, Nira" Jessica tersenyum memandang ku.
Aku menunjuk tas yang berada di kursi dekat kakinya kursi itu tidak di duduki Jessica karena ia hanya berdiri mungkin, Jessica sibuk.
Jessica membuka tas ku dan mengambil kunci mobil disana. "Aku meminjamnya" Ucap Jessica menggoyangkan gantungan kunci mobil ku.
Aku mendengus melihatnya. "Lalu kamu tidak masuk jam berikutnya?" siang nanti ada mata kuliah Jessica dengan Dosen galak, apa ia akan meninggalkan nya.