Mr Landlord And I

Elsa Rumahorbo
Chapter #12

Chapter 11

Apakah akan berakhir kalau aku mati? Haruskah aku bunuh diri? Tapi aku takut mati.

Pandangan Davonna kosong meski kini di sekelilingnya terdapat ratusan atau bahkan ribuan kelopak mawar. Ia sudah setengah jam berendam di air hangat dengan kelopak mawar yang menutupi permukaan air. Dayang sudah berkali-kali menambah air hangat kalau air sudah mulai dingin.

Seorang dayang mengetuk pintu kayu di depannya. Dewi tersentak dan menyahut pelan. Dayang itu masuk dan membawa gaun panjang.

“Nona, kau harus keluar dari sana. Kulitmu bisa keriput nanti” dewi menurut meski ia ingin tinggal lebih lama di sana. Ia berdiri dan mengambil gaun panjang dari dayang itu untuk membalut tubuhnya.

“Nona, aku dayang Flo yang akan melayanimu. Kau sangat cantik dan kulitmu sangat lembut. Sekarang aku tau kenapa pangeran sangat menyukaimu meski baru bertemu”

Dia menikahiku karena ingin menguasai tanahku.

Dayang itu mengiring dewi kembali ke kamar dan membantunya berpakaian. Ia juga mulai merias diri.

  ***

Dewi memandang orang-orang di depannya. Begitu banyak dan terlihat cukup sesak. Meski pernikahan diadakan mendadak tapi tamu tetap banyak yang datang. Mereka datang dengan gaun dan jas terbaik mereka. Beberapa menit yang lalu seorang penatua istana mengesahkan pernikahannya dengan pangeran Darren dan disaksikan ratusan mungkin ribuan pasang mata.

Jadi seperti inikah pernikahanku? Ini tampak asing. Orang-orang di depanku ini bukan warga Tanah Seira. Ayah dan ibuku juga tidak ada.

Dewi menoleh, memandang orang yang duduk di sampingnya. Tak ada Larenz, yang ada pangeran ketiga dengan setelan jas serba putih dan rambut yang ditata rapi ke belakang.

Aku menikahi orang yang tak kukenal, yang membunuh orang tuaku. Tunggu!

“Apa pernikahan ini sah?” bisik dewi tiba-tiba. Pangeran Darren terkejut. Itu kalimat pertama yang dewi katakan hari itu. Ia menundukkan kepalanya karena tak mendengar dengan jelas.

“Apa pernikahan ini sah?” ulang dewi agak keras.

“Apa maksudmu? Kau tidak dengar kata penatua tadi?”

“Tapi aku tidak menjalankan ritualku. Jadi kenapa kita bisa menikah? Tidak ada penghalang apapun. Tak ada hujan, angin, badai, petir atau kebakaran atau bencana lain”

Lihat selengkapnya