“Hari ini putra bungsuku, pangeran Darren, atas izin saudara-saudaranya telah melepas masa lajangnya. Aku sangat bahagia dan bangga. Semoga ini menjadi awal kebahagiaan yang panjang di kerajaan” raja menepuk tangan satu kali. Beberapa pelayan istana langsung datang dan menghidangkan makanan.
Salad buah sebagai makanan pembuka. Salah satu tamu undangan membawa buah-buahan sebagai hadiah pernikahan. Buah-buahan yang ditanam sendiri di perkebunannya. Semua tamu memberikan yang terbaik dari yang mereka punya.
Menu utama dihidangkan setelah salad buah habis. Menu utama malam itu daging domba muda yang dipanggang dengan bumbu terbaik, dipanggang di atas api kecil hingga lemaknya keluar. Dewi tak bisa menutupi rasa laparnya begitu daging domba yang masih berminyak itu terhidang di depannya. Salad buah tak membuatnya kenyang. Daging domba yang kecoklatan itu menggugah selera makannya. Bau harum daging itu menggelitik hidungnya, membuat perutnya kosong.
Raja mengambil garpu dan pisau yang terbuat dari emas dan memotong daging domba itu. Anggota keluarga lain juga tampak mulai mengiris daging dan memakannya. Dewi dengan semangat memotong dagingnya dan mulai makan. Ia baru sadar ia berhari-hari hanya makan sedikit.
Daging domba itupun didapat dari tamu undangan. Ia memberikan seratus domba muda sebagai hadiah pernikahan. Pelayan mulai mengisi cawan-cawan kosong dengan anggur terbaik yang juga didapat dari tamu undangan yang memiliki kebun anggur.
Dewi makan terlalu cepat hingga tersedak. Semua tampak terkejut. Mereka belum pernah melihat seseorang yang tersedak saat sedang makan. Pangeran ingin memberikan cawan anggur padanya namun ditahannya. Dewi terbatuk-batuk.
“Dewi, kau baik-baik saja. Putraku, kenapa kau diam saja? Istrimu tersedak”
Pangeran Darren mendekatkan cawan dewi pada pemiliknya. Dewi mengambil cawan itu dan minum dengan cepat. Putra mahkota dan dua pangeran tampak tersenyum masam. Menu utama sudah selesai dimakan. Hidangan terakhir ialah biskuit gandum dan teh hijau.
“Selamat atas pernikahanmu, pangeran Darren. Kuharap kalian bisa hidup bahagia untuk waktu yang lama, eh maksudku seumur hidup” putra mahkota tersenyum. Pangeran Darren yakin itu senyum palsu.