Pangeran Darren setengah menyipit, membidik target sejauh seratus meter di depannya. Di sampingnya, ayahnya, raja negeri itu memandangnya ragu. Ia lantas mengambil anak panah dan menarik busur.
“Kudengar kau bertemu Selir Charlene dan Ratu Hester” raja melepaskan anak panahnya tepat setelah menyelesaikan kalimatnya. Darren mengangkat sudut bibirnya. Ia pun melepaskan anak panahnya.
“Tepat sasaran, yang mulia!” teriak seseorang dari jauh. Darren mengambil anak panah berikutnya dengan santai. Ia merapikan rambut yang mulai turun ke dahinya.
“Ya, maaf aku tak langsung menemuimu. Kudengar kau bertemu dengan para menteri”
“Apa kau ke sini hanya ingin berlatih panah denganku?”
“Tentu saja tidak”
“Kau membutuhkan bantuan untuk negerimu? Katakan saja padaku”
“Tidak. Aku ingin...membidik tujuanku” satu lagi anak panah dilepas pangeran Darren. Ia memandang ayahnya sejenak.
Setelah berlatih panah, Raja Cristopher mengajak putra bungsunya berjalan-jalan sekitar istana. Meskipun tak banyak perubahan atau memang tidak ada perubahan setelah ditinggal putra bungsunya, ia tetap ingin putranya melihat-lihat keadaan istana.