Raja Cristopher memandang ke langit dari atas kudanya. Langit mulai gelap dan angin berembus semakin dingin. Rombongan di belakangnya melambat karena pempimpinnya berhenti sebentar.
Seseorang yang berkuda tepat di belakang raja melompat turun dari kudanya dan mendekati rajanya. Ia membungkuk dan menundukkan wajahnya.
“Sebentar lagi malam akan turun, yang mulia”
“Ya, kuda-kuda ini juga pasti lelah. Cari tanah lapang dan dirikan tenda. Kita akan istirahat dan melanjutkan perjalanan saat matahari terbit”
“Baik yang mulia”
Panglima perang memandang rombongan di belakang dan memberikan isyarat. Seketika selusin pasukan turun dari kuda dan berjalan menepi, lalu menambatkannya pada batang pohon. Dengan perlatan yang mereka bawa, mereka memotong dan menebang beberapa pohon kecil dan kering, menyiapkan lahan kosong untuk tenda. Setelah dirasa cukup, mereka mulai mendirikan tenda.
Tenda pertama untuk raja selesai didirikan dengan cepat. Raja meninggalkan kudanya dan mendekati tenda yang akan menjadi tempat tidurnya malam itu. sementara beberapa prajurit masih membangun tenda lain untuk mereka.
“Yang mulia, aku akan mencari sungai. Kurasa di sekitar sini ada anak sungai dari aliran Air Terjun Mutiara Bulan”
“Persediaan air kita habis?”
“Ya, yang mulia”
"Baiklah. Pergilah dan dapatkan air untuk semua orang“
Panglima perang mengambil buyung kosong dan menjauhi rombongan, memasuki belantara semakin dalam. Ia mengandalkan telinganya mendengar aliran air sungai. Kakinya melangkah cepat sebelum tak bisa melihat jalan pulang karena hari semakin gelap.
Saat aliran yang sangat bening mengalir dengan lembut dan indah di depan matanya. ia berjalan perlahan. Ia membungkuk di bibir sungai dan mengisi penuh buyung yang dibawanya. Tiba-tiba di seberang sungai ada pergerakan yang sangat cepat. Panglima perang terkesiap. Ia memandang ke seberang. Beberapa saat kemudian ia meninggalkan sungai.
Semua tenda sudah selesai didirikan sekembalinya ia dari sungai. Sebuah api unggun yang akan melindungi mereka dari hawa dingin dan binatang buas berkobar dengan cantik. Ia membagikan air yang diambilnya dari sungai.
“Dimana raja?”
“Yang Mulia Raja Cristopher sudah masuk tenda. Sepertinya sangat kelelahan”
“Kita pun harus istirahat. Ambil ini”
Prajurit itu menerima buyung yang penuh dengan air. Ia bingung menerimanya.