Keadaan di Tanah Seira sudah benar-benar berbeda. Semuanya perlahan membaik dan penduduk yang sakit perlahan pulih. Kelaparan sudah bisa diatasi dengan bantuan dari istana. Putri Davonna telah mengenali kembali tanah kelahirannya.
Yang dibutuhkan agar mendapat hasil panen yang baik adalah benih yang baik, tanah yang subur, fajar, dan hujan di akhir musim. Sejak kuperbaiki hatiku kehidupanku, tanah ini membaik dan baik-baik saja sampai saat ini.
Musim menanam sudah lewat. Cuaca sangat baik akhir-akhir ini. Satu tahap lagi. Hujan di akhir musim. Hujan yang turun di saat yang tepat, itu harus terjadi. Maka itu akan menjadi tanda kembalinya kemurian Tanah Seira.
Davonna memandang suaminya yang sedang bicara dengan Menteri Pertanian dan Peningkatan Produksi Pangan. Raut wajah cerah mereka menjawab kekhawatiran Putri Davonna selama ini. Wajah ceria artinya tak ada masalah. Semuanya baik-baik saja.
Menteri itu menggulung kembali perkamen yang hampir memenuhi permukaan meja kerja Darren, lalu membawanya pergi. Davonna akhirnya mendekati Darren.
“Oh, maaf karena terus membuatmu menunggu” Darren merasa bersalah. Beberapa hari terakhir ia terus disibukkan, hingga waktunya untuk istrinya berkurang. Davonna tersenyum bahagia karena kesibukan suaminya adalah mengurus hal-hal yang membahagiakan.
“Tidak apa-apa. Apa tanah kita sudah stabil?"
“Belum semua. Bagian dataran rendah masih terlalu lembap, tapi kami akan mengusahakannya”