Rambutnya mengembang indah di dalam air. Tanpa menggunakan alat menyelam lengkap, Putri Davonna menyelam sendiri. Ia juga tak didampingi para wanita penyelam. Seorang dayang menunggunya di tepi pantai. Matahari hampir terbenam. Langit tampak kemerahan.
Sejak dini hari Putri Davonna sudah pergi bersama dayangnya, tanpa diketahui Pangeran Darren, suaminya. Ia mencari kerang berisi mutiara. Ia bertekad menemukan mutiara terbaik. Mutiara berwarna merah muda berukuran besar.
Tubuhnya mulai lelah. Ia naik ke permukaan dan berenang ke tepi pantai. Ia melihat kerang tangkapannya. Ia berjalan cepat ke arah bebatuan. Tubuhnya bergetar karena menggigil namun ia tak memedulikannya.
“Apa ada orang yang datang?” suara Putri Davonna terdengar bergetar juga. Terlihat sekali ia menahan dingin dengan sekuat tenaga.
“Tidak”
“Aku harus melakukannya sendiri agar tanah ini kembali seperti semula”
Dayang Flo tampak tak mengerti. Angin berembus pelan. Wajah Putri Davonna tampak sangat pucat, membuat dayang Flo sangat khawatir.
Putri Davonna membuka kerang-kerang tangkapannya, mencari butiran yang bercahaya di antara sesuatu yang menggeliat lunak. Ia mengesampingkan kerang yang tak berisi mutiara. Langit semakin gelap.
Kenapa kosong? Sepertinya mutiara itu mudah didapat.
Kerangka kerang menganga mengelilingi tempat mereka berdiri. Tangan Davonna sudah kehilangan kekuatannya. Akhirnya Dayang Flo membantunya membuka kerang yang tampak lebih kecil dari yang lain.