.
.
"Menunggu jarum jam bergeser akan terasa lambat jika untuk dirinya. Hati tau siapa dia."
-ATHA-
.
.
Seorang laki-laki sedang berbaring santai di atas sofa lusuh, memutar-mutar bagian permukaan buku dengan jari telunjuknya. Entah itu untuk sekedar mengusik kebosanannya atau malah menjadi hobi anehnya.
BRAK.
"Big Bro, gawat!"
Dobrakan pintu tidak mengusiknya sama sekali. Seolah ia sudah menebak apa yang akan terjadi saat ini. Seolah itu adalah hal yang sudah berulang kali terjadi.
"Kenapa? Kali ini siapa yang menang? Serigala atau beruang? " Laki-laki itu masih fokus memainkan buku ditangannya.
Namun suasana malah tiba-tiba hening. Tidak ada jawaban dari ke lima anak buahnya.
"Jadi gue yang mana? Beruang atau serigala?"
Suara lantang itu sukses membuat ia menghentikan aktivitasnya. Ia perlahan bangkit dari posisi nyamannya kemudian mengancingkan baju seragam sekolahnya. Ia menelan salivanya sambil melirik memastikan siapa pemilik suara tersebut.
Benar saja tebakannya, itu adalah satu-satunya orang yang bisa membuat nyalinya ciut dalam sekejap.
Sang serigala predator menemukan markas rahasianya.
Buk.
"Siapa yang berani ngasih tau markas rahasia kita?" Laki-laki itu memukul kepala salah satu anak buahnya.
Buk.
"Jadi ini markas rahasia lo, hah? Di rumah orang?" Kali ini pukulan balasan dilontarkan oleh sang serigala predator.
Laki-laki itu hanya meringis merasakan pukulan di kepalanya dari sebuah buku yang baru saja berpindah tangan.
"Lang, PULANG." Tatap wanita itu tajam kemudian berbalik pergi.
"Pulang sekolah kita bahas lagi." Laki-laki itu berbisik mengingatkan anak buahnya.
"Dimana Big Bro?" Tanya Saga yang merupakan ajudan setianya.
"Nanti gue kabarin."
"Alang," Langkah wanita itu terhenti sejenak. "Jangan sampe gue ngomong dua kali." lanjutnya.
Mau tidak mau Alang terpaksa harus menjadi anjing penurut jika tidak ingin lebih dipermalukan lagi. Sebenarnya ini bukanlah kali pertama ia membuat kakaknya itu repot-repot datang ke sekolah. Sebelumnya markas rahasianya itu, tepatnya di rumah penjaga sekolah mereka atau yang akrab disapa Kang Iik tidak ada yang mengetahui kecuali geng mereka sendiri. Bisa bayangkan sekarang ia harus bersembunyi dimana lagi jika kakaknya mendapat panggilan lagi dari sekolah.
Ini bukanlah pertama kalinya Alang membuat masalah. Setiap semester ia selalu mendapat panggilan dari sekolah, entah itu karena pelanggaran atribut, terlambat, nilai buruk ataupun perkelahian. Alhasil ia harus dilibur paksakan alias mendapat skors. Kalian pasti bertanya-tanya setelah banyak pelanggaran yang ia lakukan kenapa ia masih saja di pertahankan di sekolahnya itu. Jawabannya karena ia masuk di kelas khusus di sekolahnya. Kelas khusus untuk mendidik anak-anak yang kenakalannya luar biasa. Parahnya lagi ia adalah pimpinan dari mereka semua.