"Hei, anak baru? Boleh kenalan?"
Aku masih ingat pada saat suara lembut itu sampai di telinga. Aku sedang duduk di bangku panjang, tepat di bawah pohon besar rindang, menikmati nyanyian burung dan hembusan angin yang begitu menyegarkan jiwa. Aku juga masih ingat semua memori tentangnya, tentang seorang pria yang mengajakku berkenalan di siang hari itu.
"Iya, Kak. Kenalkan, nama saya Sandra!" jawabku sambil menjabat tangannya. Menjabat seorang pria tampan dengan tubuh yang tegap dan gagah. Rambutnya yang panjang terikat rapi dan ketampanannya terpancar walaupun ia hanya menggunakan kaus dan celana jeans yang sudah sobek dibagian lutut. Pria dengan fisik proporsi sempurna yang langsung menangkap seluruh perhatianku hanya karena kharismanya yang luar biasa.
"San, temenin aku ke toilet dong!" potong seorang teman seraya menggandeng lenganku pergi menjauh dari pria tersebut.
Aku pergi mengikuti temanku, walaupun hatiku masih terpaut dengan pria tersebut. Sosoknya begitu luar biasa meninggalkan kesan begitu dalam di hatiku. Dia adalah lelaki pertama yang membuatku sangat penasaran.
"Sandra, jangan dekat-dekat dengan kakak kelas, kita lagi ospek. Kalau salah kenalan, nanti kamu bisa diculik swasta," kata Cathy teman pertamaku di jurusan arsitektur ini.
Tidak ada yang menyalahkannya, karena ia 100% benar. Anak baru memang rentan diculik oleh swasta. Swasta adalah sebutan untuk anak mahasiswa yang sudah lama menimba ilmu tetapi tidak lulus-lulus hingga mendekati batas pendidikan 7 tahun.
Mahasiswa telat lulus terkenal hobby menculik anak baru yang masih polos untuk dikerjai. Bukan tindakkan kriminal, paling hanya membersihkan kosan, atau membantu mengerjakan tugas, tetapi, pihak universitas memang melindungi anak baru dari mahasiswa seperti mereka demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Dan saat itu, pria yang berkenalan denganku, adalah salah satu mahasiswa yang terkenal dengan ke'swastaan'nya.
Namanya Adityo Joseph, yang sering dipanggil Tyo. Mahasiswa yang sudah tidak memiliki teman seangkatan lagi karena sudah ditinggal lulus semua. Mahasiswa yang terkenal karena sudah hampir Drop Out dari jurusan arsitektur. Dan jika ia tidak lulus di studio perancangan satu kali lagi, sudah akan dipastikan, ia akan keluar tanpa gelar.
Nasibnya di universitas memang tidak sebagus penampilannya, tetapi aku tidak peduli. Bagiku, dia luar biasa. Dia menangkap hatiku sejak pertama kali aku melihatnya, dia adalah cinta pertamaku. Cinta pada pandangan pertama. Tetapi kesialanku tidak berawal di hari itu, semuanya dimulai dari mata kuliah umum.
"Hi, kamu Sandra kan?" sapaan yang kudengar dari bangku deretan belakang.
Aku menoleh dan menjumpai wajahnya yang ceria. "Hai, Kak," sapaku sambil tersenyum.
"Halo, belum sempat kenalan. Namaku Adityo, panggil aja Tyo."
Benar, hari itulah awal dari kesialanku. Di kelas mata kuliah logika. Kelas dimana dia harus mengulang nilainya yang buruk dan aku mahasiswa baru yang harus mengikuti mata kuliah tersebut. Ya, hanya kami berdua mahasiswa dari jurusan arsitektur di kelas itu, sisanya dipenuhi mahasiswa jurusan lain.
Pada awalnya, kukira itu adalah takdir keberuntungan. Berkenalan dengan seorang pria yang kusukai sejak pertama kali aku memandangnya.