Ms. Newbie, Mr. Boss & Mdm. Devil

Bebekz Hijau
Chapter #2

Bab 2. No good presentation = You OUT!

Ada sesuatu yang membuatku sedih dengan kejadian tadi pagi. Bukan karena rekan-rekan memergokiku ketiduran di kantor. Bukan pula ketika mereka membangunkanku dengan sedikit percikkan air.

Yang membuatku sedih adalah ketika Mas Angga memberitahu, jika hari ini aku akan presentasi di depan Madam Devil, tepat sebelum aku menyantap sarapan.

Seandainya saja ia memberitahu informasi tersebut setelah aku menikmati makananku, maka rasa bubur ayam yang kusantap sekarang, tidak akan terasa pahit seperti kopi tanpa gula.

O ya, maaf, aku belum menjelaskan tentang tokoh besar dalam ceritaku ini. Mungkin kalian semua bertanya-tanya dalam hati, siapakah the one and onlyMadam Devil’?

Sosok yang telah membuat nafsu makan makanku menguap walaupun sudah begadang semalaman. Mungkin, orang awam tidak pernah mendengar namanya, tetapi faktanya dia cukup terkenal di kalangan dunia arsitektur.

Namanya Anna Gunadi, wanita berumur 60 tahunan. Seorang arsitek terkenal, dengan gayanya yang eksentrik, juga penampilan yang nyentrik.

Bu Anna adalah pemilik biro arsitek tempatku bekerja. Jujur saja, pada awalnya, aku mendaftar ke biro ini karena nama besarnya. Tetapi, setelah mendengar cerita tentangnya dari para senior, aku merasa sedikit menyesal.

Psttt, ini sudah bukan sekedar gossip, menurut semua orang di sini, Bu Anna bukan boss yang baik. Tak percaya? Lihatlah ‘gelar’ kehormatan yang diberikan padanya. 'Madam Devil' jika beliau atasan baik hati mungkin mereka akan memanggilnya dengan sebutan 'Madam Angel'. 

Walaupun demikian, di dunia keprofesian, dia adalah arsitek luar biasa. Karya-karyanya sangat menakjubkan, hingga ia mendapat julukan 'Zaha Hadidnya Indonesia'. Ya, tapi jangan sekali-kali menyebut julukan itu di kantor ini. Anna Gunadi membenci julukannya sendiri. Mungkin alasannya sama denganku ketika semua orang memanggil dengan sebutan Hermione Granger.

Aku ingin dikenal dengan namaku sendiri, bukan bayang-bayang orang lain. Walaupun sebutan itu mungkin disematkan atas dasar kekaguman. But hei! I'm not a wizard, setidaknya jika mereka ingin memberikan julukan, please call me ..., Annabeth Chase? Demigod pintar, anak Athena dalam buku Percy Jackson.

Yah, setidaknya Annabeth masih bercita-cita menjadi seorang arsitek, bukan seseorang wizard yang mendapatkan sesuatu dari sebuah mantra.

Oh, dear, permintaan maafku untuk penggemar Harry Potter, bukan berarti aku tidak menyukai sebutan Hermione, but, you know, jarak antara arsitek dan Hermione itu cukup jauh and maybe, lil bit out of context, right…?

"Sandra, kamu sudah siap untuk presentasi siang nanti?" tanya Bu Hana yang menghampiriku di meja cubicle.

"Sedang mempersiapkan diri, Bu," kataku sambil mempelajari kembali setiap detail gambar yang kurancang.

"Baguslah kalau begitu. Good luck ya, aku yakin, kamu bisa!" kata Bu Hana sambil menepuk bahuku seperti biasanya.

"Um, Bu, bolehkah saya bertanya sesuatu?"

"Ya? Ada apa?"

"Kalau boleh tahu? Kenapa hari ini saya yang terpilih untuk melakukan presentasi?" tanyaku penasaran.

"Loh, memangnya kenapa? Apa ada masalah dengan itu?" tanya Bu Hana. Dari ekspresi wajahnya, dia cukup terkejut mendengar pertanyaanku.

"Oh tidak, Bu. Tidak ada masalah, hanya sedikit bingung saja. Saya newbie di sini, arsitek paling junior di team ini, dan untuk presentasi di depan Madam ..., eh, maksudku Bu Anna, sepertinya saya merasa masih terlalu ... cupu?"

"Hahaha." Bu Hana menertawakan jawabanku. "Ayolah Sandra, kamu terlalu rendah diri. Bukankah sejak awal, desain ini adalah idemu? Hampir 70 persen dari desain rumah artis inisial RR ini adalah pekerjaanmu. Saya hanya ingin memberikan kamu kesempatan. Kamu yang mendesain, maka kamu juga yang presentasi. Simple kan?"

"T-terima kasih, Bu," jawabku terharu. 

"Ya sudah, jangan grogi, siapkan diri dengan baik! Yakinlah semuanya akan baik-baik saja," kata Bu Hana sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Lihat selengkapnya