Mualaf (Perjalanan Ilmu)

Sastra Introvert
Chapter #23

Bye Liqo

Hidup ini unik. Semakin kita mencoba mempelajari satu hal. Kita justru akan semakin merasa bodoh. Sebab ternyata, antara satu ilmu dengan cabang ilmu yang lainnya itu saling berkaitan. Hingga nantinya, akan banyak istilah-istilah baru yang lahir. Yang akan mendorong kita untuk semakin memperluas pengetahuan diri. Tapi itupun tergantung keputusan.

Setiap orang punya sikapnya masing-masing dalam menghadapi ketidaktahuan. Ada yang bergegas mencari tahu. Ada yang hanya sebatas lalu. Namun ada juga yang memilih untuk menjauh. Dan sampai detik ini, aku tidak tahu akan seperti apa diriku dalam menyikapi perbedaan. Tapi kuharap, aku tidak akan tunduk dengan kebodohan. Kuharap, aku tidak akan menjadi budak permusuhan.

 

“Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, ia akan merasakan hinanya kebodohan di sepanjang hidupnya.” (Imam Syafi’i)

***

Sebenarnya, kalau kita mempelajari aktivitas Rasulullah selama dua puluh empat jam. Akan kita dapati bahwa di jam tiga pagi seperti saat ini, beliau justru akan kembali ke pembaringannya untuk kali kedua, setelah sebelumnya bangun dan mulai melakukan tahajud sejak pukul sebelas malam. Nantinya, beliau akan kembali terbangun begitu suara Bilal mengudara, mengumandangan adzan subuh, dan membangunkan umat muslim. Begitulah isi kajian Find Out Rasulullah Habbits yang diampu oleh Ustadz Ahmad Mukafi Arafat, dengan mengadaptasi materi dari kitab Al-Yaum An-Nabawi, karya Syeikh Abdul Wahhab Ath-Thariri.

Tapi, karena semalam kami justru baru bisa terlelap di kisaran jam sebelas. Jadi, Kak Laila baru membangunkan kami tahajud di jam tiga ini. Walaupun mata masih terasa berat dan atmosfer pagi semakin membeku, kami tetap terbangun. Ada segelintir kerinduan pada Allah yang berhasil mematahkan kemalasan dalam diri. Dan ajaibnya lagi, saat bulat tekad untuk berwudhu, air yang seharusnya dingin memekik ini, justru terasa biasa saja dengan perintah-Nya.

Benar kata Kak Laila, ujian tahajud itu hanya ada di awal ketika badan kita masih menempel di atas kasur dengan mata merem-melek. Sebab, jika kuat niat untuk segera bangkit dan berwudhu, segala sesuatunya justru akan menjadi lebih ringan. Bahkan, air yang sedingin ini pun bisa jadi bersahabat. Mashaallah.

Kami lantas melakukan tahajud secara mandiri. Musholah di dalam rumah Kak Laila cukup luas. Jadi kami sangat leluasa untuk memilih spot yang paling nyaman untuk berduaan dengan Allah. Dan masih dengan dalil materi dari Find Out Rasulullah Habbits yang dikenalkan Kak Laila kepada kami; kami pun mendirikan tahajud sebagaimana yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah. Yaitu, dengan jumlah sebelas rakaat.

Dimulai dari dua rakaat ringan tanpa pembacaan surat pendek. Atau sebut saja hanya membaca al-fatihah. Kemudian diiringi dengan enam rakaat inti yang bisa dibagi menjadi tiga kali salam. Dan lalu diakhiri dengan sholat witir sebanyak tiga rakaat.

Tentu saja karena durasi sholat tahajudnya Rasulullah adalah sekitar empat jam. Maka surat-surat yang dibaca Rasulullah dalam rakaat inti pun—sudahlah barang pasti bukan hanya berisi surat-surat pendek seperti yang aku baca. Allahumma sholli’ala muhammad wa’ala ali muhammad.

Setelah menyelesaikan misi sholat tahajud. Kak Laila membebaskan kami untuk membangun habbluminallah. Sama seperti Kak Laila, Kak Muazah dan Hafsah pun menggunakan sisa waktu sebelum subuh ini dengan murajaah. Kata mereka, menghafal dan mengingat hafalan al-qur’an di waktu pagi seperti ini lebih mudah untuk melekat.

Sedangkan Kak Shafiyyah dan Kak Rumaisha terdengar samar sedang bersemangat menuntaskan one day one juznya. Kak Syifa sepertinya kembali sholat. Entah apakah itu sholat taubat, sholat istikharah, atau sholat hajad. Tapi apapun itu, semoga Allah meridhoi kekhusyu’an atasnya.

Jika mereka sudah memutuskan aktivitasnya masing-masing. Aku dan Saiba pun tidak ingin kalah start. Kami memutuskan untuk menggenapi hafalan kami terhadap sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahf. Meskipun jumlah hafalan ini tidak ada seujung kukunya hafalan Kak Laila, Kak Muazah dan Hafsah. Tapi semoga saja Allah meridhoinya sebagai satu wasilah untuk menjauhkan kami dari fitnah dajjal dan akhir zaman.

***

Oh iya. Bicara soal al-kahf dan fitnah dajjal. Rasanya aku pernah menyinggun hal ini kepada kalian. Itu lho, di jumat-jumat awal kebersamaanku dengan HIMA Islam. Aku pernah cerita kepada kalian bahwa setiap hari Jumat tiba, Kak Laila akan mengingatkan kami untuk membaca al-kahf dan akan mengajak kami untuk berusaha menghafalkannya. Minimal sepuluh ayat pertama atau sepuluh ayat terakhir. Apakah kalian masih ingat?

Saat itu, aku belum tertarik untuk coba menghafalnya. Karena aku sendiri bahkan belum paham dengan apa itu yang dimaksud fitnah dajjal. Tapi sekarang, seiring berjalannya waktu dan melebarnya minat ilmuku terhadap cabang agama dalam syariat islam, alhamdulillah aku sudah mengerti. Begitupun dengan Saiba. Karena di pertemuan liqo kami pekan lalu, Kak Laila sudah memberikan penjelasannya.

***

Kalian tahu kisah beberapa pemuda yang ceritanya termaktub dalam surat al-kahf? Berdasarkan sejarah islam, beberapa pemuda yang sedang bersembunyi di dalam gua itu adalah pemuda-pemuda beriman yang sedang melarikan diri dari pemimpin negaranya yang dzolim. Lalu dengan izin Allah, mereka pun dibuat tertidur selama tiga ratus sembilan tahun qamariah di dalam gua tersebut. Hingga akhirnya masa berganti, dan Allah kembali membangunkan mereka dalam kondisi negara yang sudah lebih bersahabat dengan keimanannya.

Dalam sirah juga dikisahkan bahwa para utusan pemimpin yang dzolim tersebut, sebenarnya juga sudah mengunjungi gua itu. Mereka bahkan masuk dan memeriksa gua tempat dimana para pemuda tersebut ditidurkan oleh Allah. Namun, qodarullah para utusan tersebut tidak dapat melihat dan menemukan pemuda-pemuda al-kahf itu. Allahuakbar!

***

Begitupun dengan kisah legendaris Nabi Zulkarnain dengan dinding besinya yang mengitari dua puncak gunung. Dinding-dinding kokoh yang sengaja beliau buat dengan izin Allah, untuk mengurung yakjuj dan makjuj.

Mereka adalah segerombolan makhluk yang gemar membuat kerusakan di muka bumi. Dalam surat al-kahf ayat sembilan puluh tujuh dan sembilan puluh delapan, Nabi Zulkarnain bersabda bahwa dinding itu akan selalu kokoh dan tidak dapat dirusak oleh yakjuj dan makjuj sampai tiba datangnya janji Allah.

Pertanyaannya, kapan janji itu akan tiba? Wallahu’alam! Yang jelas, terbebasnya yakjuj dan makjuj adalah merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda besar datangnya kiamat. Jadi, mungkin saja tidak lama lagi mereka akan keluar. Tepat di saat dunia ini semakin carut-marut dengan permusuhan dan rusaknya berbagai aspek kehidupan. Moral, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan semuanya.

 

“Sebagai umat muslim, tentu saja kita percaya bahwa eksistensi yakjuj dan makjuj ini adalah sesuatu yang nyata. Keberadaan mereka di muka bumi sampai dengan saat ini tentulah bukan teori konspirasi semata. Cuma, subhanallahnya, belum ada satupun dari manusia di zaman ini yang dapat membuktikan keberadaan mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk menemukan tanda-tanda kehidupan yakjuj dan makjuj. Namun kecanggihan teknologi tetap tidak dapat menembus apa yang sedari awal memang belum ingin Allah nampakkan.”

 

Begitulah kalimat yang kira-kira diucapkan Kak Laila kala itu. Kalimat yang amat sangat membekas dalam ingatanku. Yang membuat aku semakin ngeri dengan masa depan yang tentu saja akan semakin mendekatkan manusia kepada takdir itu.

Tersembunyinya yakjuj dan makjuj di zaman yang sudah milenial ini memang terdengar tidak masuk akal. Tapi, kata Kak Laila, apa yang terjadi pada mereka saat ini adalah sama seperti kondisi yang dialami oleh pemuda al-kahf kala itu. Dan tidak ada yang mustahil bagi Allah. Apalagi hanya untuk membutakan mata kita dari makhluk-makhluk yang sedang sengaja Allah sembunyikan. Semuanya mungkin saja bagi Allah.

 

“Terus, apa kaitannya menghafal surat al-kahf dengan kisah pemuda al-kahf dan yakjuj makjuj kak?” Aku teringat dengan diskusi kami waktu itu.

“Kaiatnnya ada di hadist riwayat muslim nomer delapan ratus sembilan, hadist riwayat muslim nomer dua ribu sembilan ratus tiga puluh tujuh, dan hadist riwayat ahmad nomer empat ratus empat puluh enam. Yang intinya, jika kita masih hidup di zaman dajjal terbebas dari belenggunya, atau na’udzubillah kita dipertemukan dengan dajjal, kita bisa berwasilah pada Allah dengan membaca sepuluh ayat pertama atau sepuluh ayat terakhir dari surat al-kahf. Semoga dengan bacaan itu, Allah menyamarkan keberadaan kita dari dajjal, sebagaimana Allah menyamarkan penglihatan kita dari yakjuj makjuj, atau penglihatan para utusan yang dzolim itu dari pemuda al-kahf”

 

Begitulah kurang lebihnya. Dan kalau kalian bertanya kenapa kita harus menghafalnya? Apalagi di zaman yang semakin canggih. Di saat al-qur’an sudah bisa kita akses dengan mudah di dalam smartphone kita. Aku juga pernah menanyakan hal itu kepada Kak Laila. Lalu beliau menjawab;

Menurut kajian yang pernah beliau dengar dari Ustadz Zulkifli Ali, dengan berlandaskan dalil yang shahih, hasan, dan beberapa hadist dhoif. Beliau merangkum sepuluh tanda besar kiamat dengan urutan yang in shaa allah diyakini para ulama. Dan tentu saja Kak Laila bilang ini adalah bagian dari ilmu tentang datangnya hari kiamat. Bukan sebuah ramalan tentang kapan datangnya kiamat.

Pertama, adalah dukhon. Atau jatuhnya sebuah benda langit yang sangat besar ke bumi. Yang kemudian membuat leleh seluruh tembaga, dan tentu saja memusnahkan tenaga listrik di muka bumi.

Jatuhnya benda langit ini juga akan menimbulkan kabut pekat yang sangat panas dan membakar kulit. Fenomena ini terjadi selama empat puluh hari empat puluh malam. Saat itu, hanya orang-orang yang bertakwa kepada Allah—tanpa kemunafikanlah—yang hanya akan merasakan efek demam dan flu dari kabut ini. Kulit mereka tidak akan tersengat panas.

Kalau kalian mau tahu sembilan tanda berikutnya dari datangnya kiamat. Kalian bisa mendengarkan langsung kajiannya secara online. Ketik saja di youtube: “Seminar Akhir Zaman Ust. Zulkifli Ali”. Maka kalian akan menemukan video dengan durasi sekitar empat jam di sana. Kurasa kalian juga perlu mengetahui kesembilan ciri lainnya, agak kalian semakin tidak punya alasan untuk menunda menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari surat al-kahf. Aku dan Saiba juga sudah menontonnya.

***

Seperti yang sudah kusebutkan dalam tanda kiamat yang pertama tadi. Pada saat itu, segala teknologi akan punah. Kita tidak mungkin lagi mengandalkan gadget untuk membaca al-kahf. Dan tentu saja setelah itu dunia akan semakin carut-marut. Kita belum bisa memastikan bahwa ketika dajjal mengunjungi wilayah kita nanti, apakah kita sedang dalam kondisi yang berdekatan dengan al-qur’an atau tidak.

Jadi, jalan satu-satunya untuk bersembunyi dari dajjal yang bisa tiba-tiba datang itu—ya hanya dengan menutup mata dari menatapnya, sambil terus melafadzkan sepuluh ayat pertama atau sepuluh ayat terakhir dari surat al-kahf, sampai dajjal pergi dari sekitar kita.

***

“Alhamdulillah, kita sudah selesai menunaikan sholat subuh dan membaca dzikir pagi bersama-sama ya dek. Sekarang kita akan masuk ke sesi liqo lagi, sambil menunggu waktu dhuha. Biasanya, Rasulullah juga melakukan halaqoh pagi gini bersama para sahabat selepas sholat subuh. Habis ini baru kita akan keluar untuk rihlah sambil sarapan.”

“Siaaaap kak” Jawab kami serempak.

Lihat selengkapnya