Muara Cinta di Titik Semula

Faiz el Faza
Chapter #25

Lafad Basmala di Halaman Pertama

Pada malamnya ia mulai menentukan ke mana akan kuliah. Ada dua rekomendasi dalam benaknya. Yang pertama perguruan tinggi Islam berstatus negeri, yang kedua swasta. Kedua universitas tersebut sama-sama berada di kotanya.

Membayangkan akan kuliah, tiba-tiba teringat akan pesan Kiai—harus mengajar meskipun kuliah. Terbayang sudah bahwa kuliah di dua tempat itu bagaimanakah jadinya. Bisakah ia mengajar di kampungnya sementara ia harus bolak-balik dari kampus yang berkilo-kilo meter jaraknya.

Ia bingung. Ia keluar dari kamar untuk sejenak melepas penat. Muncul perguruan tinggi dalam benaknya yang cukup dekat, alias masuk akal jika kuliah pulang-pergi. Perguruan tinggi yang ada di benaknya berjarak sekitar empat kecamatan. Sangat memungkingkan untukk tidak indekos. Jadi, ia bisa mengajar di kampungnya secara rutin per harinya.

Le, ada apa toh?” tanya Kakek yang berjalan keluar menemuinya.

“Sedang mikirin tentang kuliah, Kakek.”

“Oh, ke mana toh?”

“Ke Kanjuruhan Kakek, insaallah.”

“Iya wes kalau itu terserah kamu saja. Le, kamu tahu As-Salam?”

Ia berpikir, mencoba menjawab pertanyaan itu. “Sekolah tinggi naungan pesantren yang Kakek maksud?” timpalnya.

“Iya Le, kamu nggak coba ke sana tah?”

Lihat selengkapnya