MUDA

'Ilma Zakiyyah
Chapter #1

1. Anak Miliarder

Sebuah berita pagi hari yang menggemparkan telah memenuhi notifikasi setiap hologram phone (holophone).

Kematian misterius Orien Runo (33), seorang anak miliarder yang digadang-gadang menjadi pemimpin partai politik EvYo ditemukan tak bernyawa di apartemennya dini hari tadi. Tidak ada benda tajam yang ditemukan di sekitar kejadian, namun kondisi korban mengalami penuaan yang drastis seperti orang berusia 90 tahun. Di sepanjang tulang belakangnya juga ditemukan luka dan darah yang diprediksi menjadi penyebab kematiannya. Polisi sedang menyelidiki kasus ini untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.”

V.O.| 2150.05.18|SynthNews

***

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) mengalami ketegangan sejak mendapatkan laporan kematian anak miliarder itu. Satu dua masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, sedang yang lainnya bertanya-tanya siapakah pelaku dibalik ini. Atau pertanyaan yang lebih penting, siapakah yang akan turun langsung menangani kasus ini?

Kepala Bareskrim, Kael Varyn, segera membentuk tim penyelidik kematian anak miliarder. Nama yang mencuat sangat diluar dugaan yaitu Rhaen Lukan, Salvor Salvador, dan Xevannus Ryden. Rhaen adalah anggota unit cybercrime yang juga baru promosi karena berhasil menangani kasus cybercrime terhadap Internet of Things (IoT) di rumah sakit NeuroCare Center. Salvor dan Xevannus adalah anggota direktorat tindak pidana umum (Dit Tipidum) yang masing-masing memiliki latar belakang kriminologi dan forensik.

Di luar, sangat berkabut. Begitupun di dalam ruang pertemuan itu. Sang Penyidik Senior dengan terang-terangan menolak Rhaen menjadi bagian tim Dit Tipidum.

“Kenapa harus Rhaen? Dia masih anak kemarin sore!” protes Sang Penyidik Senior dengan nada yang keras.

Kael mengambil posisi. Layar di depannya diketuk sekali. Sebuah profil dan rekam jejak Rhaen muncul di layar pertemuan.

“Ini yang saya maksud. Dia sangat potensial. Tentu saya paham, dia memang masih muda. Tapi kali ini saya yakin dengan dia,” terang Kael dengan penuh keyakinan.

Sang Penyidik Senior terdiam. Anggota pertemuan yang lain pun juga diam.

“Ini kasus besar. Bagaimana jika gagal?” lanjut Sang Penyidik Senior. Pandanganya dilayangkan ke Kael dengan tajam.

“Saya yang akan menjamin kinerjanya. Tolong percaya.”

Dengan ini, tim penyidikan kematian anak miliarder resmi ditangani Rhaen, Salvor, dan Xevannus. Nama tim yang telah disepakati adalah DARK-9.

***

Di ruangan yang penuh dengan komputer-komputer canggih. Seorang duduk di kursi malas dengan buku bacaannya. Tentu buku digital yang diakses melalui holophone-nya. Matanya terus bergerak menelusuri kata per kata. Mencari informasi yang mirip dengan kasus kematian anak miliarder.

Sejenak ia berpindah membuka media sosial. Banyak sekali berita kematian anak miliarder di sana. Komentar-komentar hanya penuh dengan teori-teori dan argumentasi pesudo-logis..

Sejak mendapatkan email dari Kabareskrim, Kael, ia masih menimbang-nimbang, meski tak ada waktu lagi untuk berpikir. Tentu saja, ia mendengar beberapa obrolan koleganya yang membahas kematian anak miliarder itu. Dan juga mempertanyakan pemanggilan dirinya ke unit Dit Tipidum.

Lihat selengkapnya