Dark-9 kembali. Kali ini bersama anggota baru yaitu Eirys. Mereka mengadakan pertemuan mengenai tindak lanjut dari kasus kematian Orien Runo. Salvor menyambut baik kehadiran Eirys, namun seperti biasa, Xev tidak menunjukkan keramahannya. Bocah ingusan itu telah merendahkan harga dirinya, pikirnya. Semenjak Rhaen secara terang-terangan berani melawan perlakuan Xev pada dirinya, itulah awal mula genderang perang ditabuh dan belum menunjukkan sebuah akhir.
“Saya dan Eirys telah menemukan sebuah petunjuk yang penting. Saya rasa kita bisa segera mengeksekusinya.”
“Petunjuk apa? Semua sudah jelas! Tidak tahukah kamu jika kasus ini terlalu lama ditangguhkan. Semua bukti sudah kita dapatkan. Kita diminta segera menyampaikan hasilnya!”
“Bos tenangkan dirimu.” Salvor mencoba menengahi mereka.
“Apa? Tenang? Bagaimana aku bisa tenang dengan tingkah bocah ingusan ini. Dia telah menginjak-injak harga diriku. Kalau kau mau bela dia silakan. Tapi aku tidak akan sudi!”
“Kami mau menyelidiki SIFAR!” Suara Eirys justru yang memecah keruhnya suasana.
“Eirys…”
“Kita harus segera bergerak Rhaen.”
Xev masih terkejut dengan penuturan Eirys. Dirinya menyadari jika lawannya sekarang bukan hanya bocah ingusan itu, tetapi juga bocah tidak tahu diri ini.
“Jika Bossok Xev tidak mau ikut dalam penyelidikan ini, aku dan Eirys bisa melakukannya. Karena kami yakin dengan hal itu.”
“Kau yakin, Rhaen?” tanya Salvor.
“Iya. Anggota DPR Seralyn telah memalsukan identitasnya dan ada sesuatu yang disembunyikan dengan sebuah organisasi atau entah apa itu yang bernama SIFAR. Dan satu hal yang luput dari kita, di catatan perjalanan Orien Runo terdapat daftar tempat wisata yang disebut dengan SIFAR beberapa kali. Tapi aku tidak yakin itu adalah tempat wisata.”
“Oke, aku siap membantu,” ucap Salvor setelah melihat kesungguhan Rhaen.
“Keparat kalian!” bentak Xev dengan diikuti kakinya yang menendang kursi di sampingnya. Lalu pergi begitu saja.
Rapat selalu tak berakhir baik bagi Dark-9. Mereka bertiga pun menyusun rencana untuk menggali informasi tentang SIFAR. Rhaen sudah menyiapkan amunisinya untuk mendapatkan informasi itu melalui kepiawaiannya menjelajah dunia digital. Salvor dan Eirys menyusun siasat untuk proses penyelidikan untuk mengetahui SIFAR secara langsung di tempatnya.
***
Rhaen berdecak kesal. Sejauh ini dirinya belum menemukan informasi apapun yang berharga. Lima jam sudah dihabiskan berselancar di dunia digital. Mengerahkan semua kemampuan meretasnya, namun masih nihil. Untuk pertama kalinya ia meragukan kemampuannya tidak sehebat itu.
“Coba ulangi sekali lagi,” ucap Eirys sambil menyodorkan secangkir kopi panas.
“Aku sudah mengulanginya mungkin sudah ratusan kali. Tidak ada yang benar-benar menunjukkan SIFAR sebuah organisasi. Yang kutemukan adalah sifar roti sobek, soft drink, kaos motif tiga dimensi, dan botol minum…” kalimatnya berhenti, “botol minum? botol minum?”
“Kenapa dengan botol minum?”
“Sebentar sepertinya salah satu barang bukti milik Orien Runo ada sebuah botol minum.”
“Bro Salvor, apakah ini sama dengan botol minum Orien Runo?”
Salvor mengamati gambar botol minum yang ditunjukkan Rhaen.
“Sebentar aku ambilkan.”