Mudita

I Gede Luwih
Chapter #5

5. Hamil?

Tantri duduk melamun di bangku beton taman sekolah. Ia tadi serasa tidak fokus mendengarkan pelajaran dari guru-guru. Serasa ingin memutar waktu agar bel istirahat jam pelajaran berbunyi. Hal yang ditunggu-tunggunya pun terlaksana. Ia seperti terbebas dadi kungkung penjara yang membosankan. Tubuhnya ada di dalam kelas tapi pikirannya melanglang buana. Gimana tidak, ia terus memikirkan Dita. Sedari tadi unek-uneknya terbalut oleh Dita dan Dita. Apalagi Dita benar hari ini tidak masuk sekolah. Pesan-pesannya juga sama sekali tidak dibalasnya. Dibacanya juga tidak. Malah centang satu berwarna abu-abu. Apa Dita sengaja tidak aktifkan paket data koutanya. Kalau kehabisan kouta internet rasanya tidak mungkin. Dita tidak pernah seteledor itu. Pasti selalu ingat kalau paket kouta bulan tenggangnya akan habis. Makanya selalu ingat mengisi paket kouta internet. Tantri pikirannya begitu berkecamuk dan mulai aneh-aneh karena hal yang menganjal pada diri Dita.

Muda berdiri beberapa meter dari tempat duduk Tantri agak keheranan melihat tingkah Tantri. Tantri memang terlihat bingung. Duduknya juga terasa tak nyaman. Gasar geser pada bangku beton. Dagunya juga sering dipegangnya. Sesekali juga menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal tapi bukan karena ketombean melainkan karena pikirannya yang tidak tenang. Muda pun melangkah mendekat dan nyelonong ikutan duduk di sampingnya Tantri. Tantri sedikit terkesiap dengan adanya Muda di sebelahnya.

"Aduh, elo Da! Kaget gue!"

" Oh Sorry, lagian lo kenapa sih Tri? Dari tadi gue perhatiin kayak gusar gitu!"

"Gggue kawatir aja ama Dita, Da!"

"Hmm, gak masuk lagi dia?"

Tantri mengangguk dan berbicara memelan pada Muda biar hanya mereka berdua yang mendengar.

"Gue curiga deh antara Dedy dan Dita pasti ada masalah besar yang mendera mereka berdua.."

"Mmmaksudnya..?"

"Bukannya mau menjelek-jelekan sahabat gue sendiri ato ngegosip ya, karna gue bukan tukang gosip.."

"Iya gue udah kok kalo lo bukan tipikal temen seperti itu, terus...?"

"Lo ngerasa gak kalo mereka berdua nyembunyiin suatu masalah dari kita?"

"Ya gue belum sempat kepikiran seperti itu sih, trus lo tau kira-kira masalah apa yang mereka sembunyiin dari kita?"

Tantri agak lama menjawab, ia malah menoleh kesana kemari seraya berbicara setengah berbisik pada Muda

"Gue, gue takut, gue takut, kalo kalo sekarang Dita, Dita, Dita lagi..."

Muda seakan tak sabar dan sedikit menyambar perkataan yang keluar dari bibir Tantri.

"Takut apa? Dita kenapa?"

"Gue takut, kalo dia, kalo dia..."

"Aduh, dia kenapa?"

"Kalo dia, kalo dia ha-mil, kalo Dita hamil...!"

Tantri pun memejamkan mata tapi dadanya terasa plong karena telah mampu mengeluarkan unek-uneknya yang membuat pikirannya tidak tenang dan sungguh menganggunya. Akan tetapi Muda malah terkejut mendengarnya dan setengah berteriak,

"Hamil ?!?"

"Ssuuut, jangan keras-keras ntar ada yang denger gimana...ini hanya firasat gue aja dan semoga ini ga bener..."

Muda pun termangu sejenak lalu disekanya kening merembet ke rambutnya dengan tangan kanannya. Suara hatinya pun berprasangka,

"Berarti waktu Dedy cerita sama gue di sudut taman sekolah, gak semuanya dia ceritain, pasti ada kebohongannya juga dong, jangan-jangan..."

Muda pun menepis dan mengenyahkan pikirannya yang tidak-tidak, dia pun mengambil ancang-ancang untuk menyusun rencana dan mengatakan penuh kehati-hatian pada Tantri.

"Sekarang gini Tri, ntar pulang sekolah lo langsung temui mamanya Dita sebelum semuanya terlambat, tapi ada satu catatan , lo gak boleh terlalu lancang, jangan memberikan informasi yang salah karna bisa-bisa kita malah dituduh mencemarkan nama baik, selain itu persahabatan kita bisa hancur karna pengaduan yang salah..."

"Ok, gue janji, gue akan hati-hati dalam memberikan informasi pada mamanya Dita. Tapi gue juga takut nii kalo Dita beneran...!"

"Udah lo tenang aja, kita berdoa aja moga reka-rekaan kita gak bener dan Dita baik-baik aja, dan gue sendiri akan mengorek keterangan dari Dedy..."

"Tunggu-tunggu Da! Lo kepikiran nggak kalo mereka kawin lari?"

"Kawin lari ?!?"

"He eh, kepikiran nggak lo?"

"Kalo mereka kawin lari, rasanya gak mungkin, mana berani Dedy ngelakuin hal senonoh seperti itu, dia kan takut banget sama papanya yang keras..."

Lihat selengkapnya