Tantri masih berseragam sekolah duduk di ruang tamu rumahnya Dita. Ia tidak menemukan adanya Dita di rumah. Kemanakah dia? Apa mengurung diri di kamarnya? Tantri pun semakin menampakan kekhawatiran. Entah apa yang ingin dia bicarakan seakan buyar semua. Ibarat sudah lelah belajar dan menghafal rumus kimia tapi pas ulangan mendadak lupa semuanya sama sekali tak tersimpan di otaknya entah karena grogi atau memang dirinya yang tidak kuat menghafal. Tak berapa lama kemudian Mamanya Dita datang dan menghampiri dirinya di ruang tamu yang sedari tadi duduk gelisah.
"E ada nak Tantri, apa kabar?"
"Baik tante, tante gimana, sehat?" Tantri menyahut sambil menyalim Mamanya Dita.
"Oh, tante juga baik dan sehat, udah lama lo nak Tantri gak pernah ke sini, makin cantik aja ni!" balas Mamanya Dita seraya duduk di sofa sebelah Tantri.
"Ah, tante bisa aja ni, tante juga cantik kok"
"Kamu bisa juga memuji, tante serasa terbang melayang ni..."
"Gak kok tante, tante kan emang cantik" ucap Tantri sambil menyunggingkan senyum.
"E Dita mana kok tante gak liat dia...?"
Tantri pun terperanjat mendengar pertanyaan Mamanya Dita. Ia semakin linglung dan kikuk.
"Lho, bukannya Dita ada di rumah, tante...?"
"Nak Tantri ini gimana sih, memangnya kalian gak barengan tadi pulang sekolahnya...?"
Jreng! Tantri seakan terenyuh dan semakin diterpa kebingungan. Ia pun menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal padahal kepalanya tidak kutuan dan ketombean.
"Ta ta tapi tante,Dita beberapa hari ini sudah tidak pernah masuk sekolah, tante...!"
Mamanya Dita agak terkesiap dan lebih mendekati duduknya Tantri.
"Ah, yang bener...tapi-!"
"Makanya Tantri datang kesini tante, barang kali Dita sakit atau gimana, karena ditelpon HPnya gak pernah aktif, kiriman pesan-pesan Tantri juga jarang dibaca dan dibalas..."
"Tapi tadi pagi-pagi sekali dan seperti hari biasanya, Dita selalu pake seragam sekolah dan selalu pamit untuk berangkat sekolah kok, masa dia gak masuk, Nak Tantri jangan bercanda deh, Nak Tantri lagi ngeprank ya...!"
"Ta ta tapi beneran tante, Dita tidak ada di sekolah, Tantri juga tak prank tante!"
"Beneran? Nanti malah ada kamera tersembunyi lagi di ruangan ini, tante dikerjain..."
"Seriusan tante, Tantri tidak sedang bercanda, Tantri juga gak doyan hal prank-prank-ngan..."
"Gimana sih ini, wah kalo begini, Dita udah berani kurang ajar, pake acara bolos sekolah segala, jadi anak pembohong, mau jadi apa coba dia, anak brutal? Pantas dia gak mau diantar dan dijemput...!"
"Ma maaf ya tante, Tantri juga tak mengerti kenapa Dita bisa bertingkah seperti ini...?"
"Atau jangan-jangan Dita ada masalah di sekolah? Dengan temen-temenya atau gurunya, Tri! Karna tumben-tumbenan Dita bertingkah kayak gini..."
Tantri mulai panik dan bingung juga merasa risih harus ngomong apa sama Mamanya Dita, duduknya pun dirasa tidak nyaman.
"Tri, kamu kan temen dekatnya Dita di sekolah, ya barang kali dia pernah curhat sama kamu, karena akhir minggu-minggu ini, Dita jarang ngobrol sama tante, tante jadi khawatir kalo dia terjerumus ke hal-hal yang berbau negatif, salah pergaulan..."
"Di Di Dita juga tak pernah cerita apa-apa sama Tantri, tante! Tantri juga tak kalah cemas dengan tante, kok Dita sekarang berani membolos sekolah..."
"Aduh, tante jadi bingung, kemana Dita keluyuran selama ini, bikin khawatir aja, bikin kepala tante makin pusing..."