Muda yang baru tampak pulang masih menyangklong tas ransel menemukan Dita terbaring menelungkup. Dita dirasa tertangkap basah melamun, tertegun, termangu dan gelisah memikirkan kebahagiaan yang baru dinikmatinya bersama orang yang dicintainya. Malaikat hidupnya. Muda seakan mengerti akan kegusaran Dita. Dita yang penglihatannya berkaca-kaca. Muda yang sedari tadi mengendap-endap untuk memberikan kejutan atau kejahilan seperti biasanya entah menggelitik atau mengagetkannya. Kebiasaannya seperti itu dilakukannya setelah secara sah tinggal bersama dan menjalin ikatan dalam sebuah pernikahan serta merawat jagoannya Dita. Mereka selalu seru-seruan dan bercanda. Kali ini sepertinya beda. Dita serasa ada kesedihan yang melanda. Muda yang sedari tadi berdiri di depan ranjang dan melihat situasi sembari mengeluarkan tanya yang menggelitik.
"Apa benar Mama sudah bertemu dengan si banci?"
Lontaran pertanyaan Muda sontak membuat Dita terperanjat. Semula tidur menelungkup spontan terduduk di ranjang sambil mengusap-usap mata dan wajahnya seakan menghilangkan raut wajah kesedihannya. Sembari memandang Muda secara membelalak. Ia tidak mengetahui Muda sudah berdiri di belakangnya sedari tadi. Pandangan mereka bentrok. Muda penglihatannya masih dirasakan ada keteduhan tapi memperlihatkan wajah kecemasan. Muda menyunggingkan senyum melihat Dita raut wajahnya yang cukup aneh dari biasanya. Muda seraya duduk di sampingnya dan bicara penuh kelembutan.
"Kamu kenapa sih? Kayak habis melihat dan bertemu sama setan aja..."
"Aku memang habis ketemu sama setan bahkan iblis..." tukas Dita agak dongkol.
"Wk wk wk..."
"Kok malah ketawa sih, nggak lucu tau..." gerutu Dita melengos apalagi Muda hanya membalas ucapannya tadi dengan tertawa.
"Wk wk wk..." Muda masih tertawa sumringah.
"Apa iblis itu juga menampakan diri dan menemuimu?" Dita yang melontarkan pertanyaan dengan sorot mata yang menyelidik membuat Muda menghentikan tawanya. Menghembuskan nafas panjang sembari memandangi Dita dan hanya mengangguk-angguk untuk menjawab pertanyaannya Dita.
"Trus..." tanya pendek Dita penasaran.
Muda mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ransel yang hampir tak muat karena ukurannya lumayan besar dan menunjukan pada Dita. Dita memandang keheranan dengan kado yang diacungkan oleh Muda sembari digamitnya secara perlahan kado yang diberikan Muda dengan bicara ketidak mengertiannya.
"Mma maksudnya apa ini?"
"Dia memberikan ini pada Taha, ya katanya sih, anggap saja sebagai kado ulang tahun untuk Taha..."
Dita yang mendengar sahutan Muda yang begitu santai sontak kesal dan geram.