Blurb
"Jangan biarkan orang lain tahu, jangan biarkan mereka melihat. Jika kamu salah langkah, semua orang akan tahu dan malapetaka akan datang."
Wejangan dari ramanya yang terus-menerus diulang bagaikan mantra bagi Surasena.
Sembunyikan, jangan biarkan orang lain melihat, jangan biarkan mereka tahu, atau malapetaka akan datang. Itulah yang selalu Surasena ingat. Tidak boleh mencolok, tidak bisa menarik perhatian. Karena itu Surasena tidak mempelajari bela diri. Tidak seperti kedua kakaknya, apalagi seperti ramanya yang seorang Rakai tersohor.
Surasena adalah gambaran nyata remaja empat belas warsa yang lebih tertarik belajar sastra dan unyan-unyan daripada seni bertarung dan bela diri. Dia selalu dikawal ke mana pun dirinya pergi, sebagai tuan muda terhormat di Paminggir.
Sekalipun terkadang ada beberapa pemuda yang suka mengganggunya, mereka tidak berani melakukan apa pun selain melontarkan ejekan lantaran kedudukan Surasena sebagai putra Rakai Paminggir.
Kehidupan Surasena sebagai putra Rakai Paminggir begitu tenang dan aman. Hingga pada suatu malam mereka datang.
Bagaikan jatuh dari langit, mereka menjungkirbalikkan dunia Surasena.