MUDRA

Mega Yohana
Chapter #26

Penjara Bawah Tanah

Begitu Mandalika jatuh, tak ada kesempatan bagi Surasena. Pemburunya langsung mencengkeram.

Surasena meronta, mencoba kembali pada Mandalika yang tergeletak tak bergerak. Dia benar-benar takut sekarang. Bukan takut mengenai nasibnya, tetapi mengenai Mandalika. Bayang-bayang Ki Dama yang melemparnya ke sungai setelah terkena damak, juga cerita Mandalika bahwa Ki Dama telah meninggal karena racun, membuat perasaan Surasena bagai diobrak-abrik badai. Dia meronta, berteriak, bahkan menggigit tangan pemburunya agar bisa lepas dan kembali pada Mandalika, hingga sebuah pukulan di tengkuk membuat Surasena jatuh ke dalam kegelapan.

Sangka tak membuang waktu lagi. Dia memanggul Surasena yang tak sadarkan diri di pundak dan pergi meninggalkan Mandalika yang masih tergeletak tak sadarkan diri akibat racun damak. Pikirnya, jika pemuda itu bernasib baik, dia pasti akan selamat. Jika tidak, berarti memang sampai di situlah hidupnya berakhir.

Jika masih di dalam hutan, keadaan Mandalika yang berdarah-darah tentu mengundang kedatangan binatang buas. Beruntung baginya, dia berada tak jauh dari Wanua Muncar. Penduduk desa biasanya mencari kayu bakar di sekitar situ.

Seperti pagi ini.

Seorang pria paruh baya tengah berkeliling mencari kayu bakar di pagi hari ketika dia melihat seonggok tubuh menengkurap di rerumputan. Pria itu seketika menjatuhkan ranting-ranting kayunya dan berlari mendekat. Setelah membalik tubuh itu, dia sungguh terkejut mendapati sosok pemuda yang sangat dia kenal, pemuda yang kerap menolong penduduk desa bersama gurunya.

Pria itu segera memanggil bantuan dan bersama-sama warga desa lainnya membawa Mandalika yang tubuhnya dingin dan basah karena embun ke rumah hulun deśa.

Nasib baik Mandalika tidak dialami oleh Surasena.

Begitu membuka mata, Surasena berada di sebuah ruangan tak berjendela. Sangat gelap di sini, dan dingin. Surasena terbaring di tanah yang lembap. Pemuda itu lantas duduk meraba-raba, menyadari bahwa dinding ruangan itu berupa tanah. Dia berada di dalam tempat semacam ruang bawah tanah. Sendirian. Tanpa setitik pun cahaya. Dan telah kehilangan bandul kalungnya.

Bandul kalung itu, yang oleh ramanya disebut rājamudra.

Surasena lahir bersama dengan benda itu. Dia telah membaca tentang benda itu di Kakawin Mahāyajamāna dan dalam Babad Suranagara. Namun, dia sama sekali tak mengerti. Bagaimana bisa benda itu muncul sekarang saat kerajaan berada dalam kedamaian dan, lebih-lebih, memilihnya?

Seperti ada bagian dari kakawin yang luput diceritakan. Bagian penting mengenai rahasia kemunculan rājamudra.

Lihat selengkapnya