MUDRA

Mega Yohana
Chapter #33

Sang Rawikara

Pagi belum benar-benar terang ketika para lurah prajurit membangunkan bawahan-bawahan mereka. Nilacitra ikut bangun. Dia bertanya kepada seorang prajurit di dekatnya.

“Sebenarnya, kita mau ke mana?”

“Bukan kita, mereka.” Prajurit itu membetulkan. “Kita di sini hanya menunggu. Kudengar, Wreddhamantri akan membuka Gapura Siddhi.”

Nilacitra membelalak. Kali ini bukan pura-pura, dia sungguh terkejut. “Benarkah?”

“Katanya begitu. Wreddhamantri sudah lama menyiapkan pemberontakan ini. Dia akan menggunakan kekuatan dari balik Gapura Siddhi untuk menyokong kekuatan tempurnya.”

“Tapi … bukankah itu berbahaya? Apa kita bisa mengendalikan makhluk-makhluk liar yang ada di sana?”

Si prajurit mengangkat bahu. Nilacitra meninggalkannya untuk menguping Wreddhamantri. Dia harus memastikan benar atau tidaknya kabar itu.

“Gusti, kita sudah siap.” Terdengar suara Senapati Lembu Anengah dari dalam tenda.

“Baik. Aku akan segera menyusul.”

Nilacitra membalik tubuh, pura-pura sibuk membetulkan tali sabuknya ketika Senapati Lembu Anengah keluar dari tenda.

“Benda itu … apakah sungguh-sungguh bisa digunakan?” Suara Senapati Gagak Ireng kini terdengar di dalam tenda. Nilacitra kembali mendekat untuk mendengarkan.

“Aku sudah mencobanya,” jawab Wreddhamantri.

“Tapi, Gusti, bagaimana cara membuka Gapura Siddhi? Kita bahkan belum pernah melihatnya.”

“Huh,” terdengar dengkusan Wreddhamantri, “tentu saja para Pāṇīndriya akan membantu.”

“Maksud Gusti, mereka …?”

“Tidak semuanya, tetapi mereka menjamin akan membantu kita.”

“Hei, apa yang kaulakukan?!”

Sebuah bentakan yang begitu tiba-tiba mengejutkan Nilacitra. Dia berbalik. Senapati Lembu Anengah menatapnya penuh selidik.

“Saya … saya ….” Nilacitra memutar otak memikirkan alasan. Ketika tak menemukan jawaban, dia berbalik dan berlari cepat.

“Kejar dia!” seru Senapati Lembu Anengah sembari berlari mengejar.

Wreddhamantri dan Senapati Gagak Ireng yang mendengar keributan di luar segera keluar dari tenda.

Lihat selengkapnya