Mungkinkah Kamu Istiqlal untuk Dia yang Katedral?

Alfian N. Budiarto
Chapter #21

Jalan Buntu

Kamu dan Miriam ibarat air dan minyak. Bisa bersama, tetapi tidak dapat bersatu. Kamu yang dulu menyerahkan jawaban pada waktu, akhirnya dipaksa menyerah. Kamu pun paham bahwa tidak segala hal bisa dipaksakan. Sepeti halnya Miriam yang bukan untukmu dan kamu yang bukan untuknya. Kalian benar-benar seperti Istiqlal dan Katedral.

***

Ketika hubungan antara kamu dan Miriam semakin dalam, kamu merasa seolah-olah ada sesuatu yang sangat menyesakkan dada. Sesuatu yang membuatmu yakin bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan cinta dan kedekatan yang kalian miliki. Namun, seiring waktu berjalan, tantangan dan perbedaan mulai muncul ke permukaan. Perasaan ketidakpastian tiba-tiba mengintai kalian.

Kamu dan Miriam yang telah menghadapi banyak hal bersama, seolah-olah semakin memahami satu sama lain. Kalian berdua memahami satu sama lain, tetapi juga menyadari bahwa ada perbedaan yang sangat besar dalam hal keyakinan agama. Meskipun cinta dan rasa saling menghargai sangat besar, namun perbedaan yang ada mulai menimbulkan ketegangan yang sulit diatasi.

Suatu hari, setelah banyak diskusi, kamu dan Miriam akhirnya sampai pada kesadaran yang sama. Kalian berdua merasa bahwa meskipun perasaan kalian saling berbalas, namun perbedaan mendasar mungkin membuat masa depan bersama menjadi sangat rumit dan penuh tantangan. Kalian telah mencoba untuk mencari solusi dan kompromi. Tetapi beberapa perbedaan tampaknya terlalu besar untuk mampu diatasi. Kalian harus mengorbankan sesuatu yang penting bagi masing-masing; agama.

Dalam sebuah percakapan yang emosional dan penuh kejujuran, kamu dan Miriam berbicara tentang perasaan kalian.

“Aku merasa sangat mencintaimu dan ingin memilikimu, Miriam,” katamu dengan suara lirih. “Tetapi aku juga menyadari bahwa ada hal-hal dalam hidup kita yang tidak dapat kita satukan.”

Miriam, dengan mata yang penuh air mata, membalas. “Aku merasakan hal yang sama. Aku sangat mencintaimu dan aku tidak pernah ingin kehilanganmu. Namun, aku juga tahu bahwa perbedaan agama di antara kita tidak akan pernah bisa disatukan.”

Lihat selengkapnya