Minyak Talas
Khasiat minyak: Apabila seseorang melangkahi benda yang dioleskan Minyak Talas, maka orang tersebut akan muntah darah, sakit yang berkepanjangan, hingga perut membuncit sampai meletus.
Cara pakai:
- Gunakan media (boleh rokok, atau benda kecil seperti jarum)
- Oleskan minyak pada benda
- Lempar benda ke arah target sampai melangkahi
"Cepat gali sebelum ada yang melihat kita!"
"Ini sedang kugali, siapkan perapian, jangan lupa daun pisang"
"Kalian berdua jangan mengacaukan, buka ikat kepalanya dan bawa ke sini"
Tengah pemakaman yang gelap gulita tiga laki-laki sedang menggali sebuah makam, seorang bayi baru lahir yang dikubur tengah hari, dari cerita yang beredar, bayi yang baru saja meninggal tak boleh lengah dari penjagaan, sebab orang-orang akan datang memburu mayat bayi, banyak yang beranggapan mayat bayi yang hilang dipergunakan sebagai obat kebal, akan tetapi hanya sedikit yang mengetahui tentang Minyak Talas, ialah minyak yang dianggap mampu membuat takdirnya sendiri, minyak pembunuh, juga minyak untuk mencelakai. Di balik semua itu, risiko dan konsekuensi besar juga menghantui.
Minyak Talas diperoleh melalui mayat bayi yang baru meninggal, tak boleh lebih dari empat belas jam kematian, mayat bayi kemudian diasapi dan digiling sembari membacakan mantra terlarang, hingga mayat menggeliat barulah kaki mayat dipegang, lalu tunggu hingga lidah terjulur panjang dan meneteskan sejenis air liur, air liur yang menetes itulah nanti akan ditadah dalam botol kaca. Mayat bayi yang digunakan pun harus segera ditanam dan beri perasan jeruk purut, agar kemudian kembali terbujur kaku, jika terlambat, maka mayat bayi akan hidup dalam bentuk makhluk yang tak ada satu orang pun tahu apa jenisnya, tampak seperti manusia dengan mata melotot, lidah terjulur, merayap seperti ular dan tidak memiliki hawa panas, atau bisa di sebut sebagai Baluy.
Paduko Berhalo bersama dua orang anak buahnya tengah menggali makam tersebut, membuat minyak talas dari jasad bayi yang baru meninggal,
“Bawa mayat itu padaku” Ucap Paduko
“Ini Datok”
“Pegang kakinya, jangan sampai jatuh!”
"Abea pingga hitam pingga akau tahu asal kau jadi, lalak putaih seberang laut, yang beruas yang berbuku tak memakan habih putuh, jin dalan tangaih munalok janteu dingan dingan buseuk, manurauh dalon malang, sebab kamai datea murintoh angai.."
Tepat setelah rapalan ke tujuh dari mantra mayat tiba-tiba menggeliat, begitu jelas tampak sorot matanya yang putih pucat melotot, menggeliat ketika diasapi hingga terjulur lidahnya.
“Cepat, beri aku botolnya”
“Ini Datok”
“Bodoh! Kau tadah minyaknya”
“I...Iyaa Datok” Dengan ragu-ragu salah seorang anak buah Paduko menadah minyak dari lidah mayat bayi,
“Pegang yang benar, jangan sampai tumpah” Bentak Paduko