Musang Betina Berbulu Ayam

Yutanis
Chapter #5

Sebab Dia Buas

Aku kini paham, teror-teror yang mengganggu Puspa, sejatinya ditujukan untukku. Tanteku dalangnya, aku sangat yakin itu. Dia yang telah merencanakan semuanya. Ah, aku seharusnya mencurigainya dari awal, aku seharusnya tak lantas percaya pada perubahan sikapnya itu. Aku seharusnya tidak pernah datang ke sini. Ya Tuhan, kini semuanya jelas.

Aku semestinya sadar, ketika tanteku melarangku berbaur dengan orang lain, dengan alasan untuk melindungiku. Awalnya aku manut-manut saja, aku percaya saja dia tulus melindungiku, namun hari ini semuanya terjawab. Dia sengaja melakukannya, dia sengaja membuatku terasingkan dari dunia luar. Aku sekarang tau, dia melakukan itu agar aku tutup mulut atas perlakuan bejatnya terhadapku.

Dia wanita yang amat cantik, namun sayang hatinya sebusuk bangkai. Keluarga kakek dari ayahku, adalah keluarga terpandang. Karena itu, dia berlagak seolah-olah dunia berada di tangannya, seolah-olah semuanya bisa ia dapatkan hanya dengan menyebutkan nama orangtuanya, yang adalah kakekku. Untuk sementara waktu, cara itu memang berhasil. Namun lama-lama, dia menjadi sewenang-wenang, menganggap orang lain lebih rendah dari sampah.

Waktu itu, saat di mana kesuraman menimpa keluarga besarku. Bagaimana tidak, tanteku menabrak sekitar lima pejalan kaki ketika berkendara dalam keadaan mabuk. Dia tidak merasa bersalah setelah melakukan itu, ia malah tertawa ketika diinterogasi dan malah menantang pihak kepolisian dengan menyebutkan nama kakekku. Gaduh semua orang, berita menyebar ke mana-mana, anak keluarga terpandang diciduk polisi.

Reputasi kakekku seketika hancur, apalagi bersamaan dengan kasus itu, terkuak pula beberapa skandal yang menyeret nama tanteku ini. Dari penggelapan uang bisnis kliennya, mengakomodir pejabat yang korupsi, juga skandal dirinya yang terlibat rumah bordil.

Setelah dikonfirmasi padanya, tanteku sama sekali tidak mengelak. Dia malah menambahkan hal mengejutkan lainnya, dia mengaku jika dirinya juga simpanan pejabat nomor satu di negeri ini. Dia berdalih jika dia ditangkap dan dikurung, dia akan mengeluarkan rahasia terbesar negara ini. Dia juga mengancam akan membeberkan betapa bejatnya keamanan di negara ini, juga skandal-skandal lainnya yang lebih mengerikan lagi. Terkejut semua pihak, hingga mereka memilih bungkam.

“Begitu kalian menyentuh hidupku, negara ini hancur. Pilih saja, membebaskanku yang mana negara ini akan aman atau mengurungku dan aku pastikan kalian semua akan berada di neraka.”

Tanteku merasa berhasil menguasai penguasa. Semakin pongah saja tanteku itu, merasa dirinya paling hebat, paling berkuasa. Menganggap semua bisa dibereskan dengan satu nama. Memang, untuk sementara semua itu bekerja. Namun tanteku tidak berpikir panjang, sebab kehancuran yang sebenarnya, tengah merundungnya di depan sana.

Malam Jum'at terakhir di bulan September tahun lalu, rumah kakek didatangi beberapa pejabat, juga pihak berwajib. Mereka meminta kakek untuk menghadap dan bersaksi atas kegilaan yang dilakukan tanteku, kakek begitu terpukul mengetahui hal itu.

Yang lebih menyakitkan lagi, mereka bilang tidak mungkin memenjarakan tanteku, buktinya tidak kuat, dan mereka juga ketakutan atas informasi yang dimiliki tanteku itu. Mereka bilang, akan sulit sekali jika tanteku menyebarkan semua yang diketahuinya, bisa hancur negara ini.

Karena hal itu, mereka meminta kakek untuk mundur dari jabatannya. Kabar itu bagai petir di siang bolong. Namun, kakek juga tidak bisa mengelak, tanteku sudah berbuat sejauh itu, mau tidak mau kakek harus melepaskan jabatannya, bertanggung jawab atas perbuatan putrinya.

“Kami tidak bisa berbuat banyak, Pak. Atas pertimbangan yang begitu berat, kami meminta dengan hormat, kesediaan Bapak untuk mengundurkan diri dari jabatan Bapak.”

Lihat selengkapnya