Music From Bad Boy

Salwa Auralyra H
Chapter #2

1. Awal Segalanya

Kevin berjalan menyusuri sepinya koridor sekolah. Dengan santainya ia berjalan dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana yang digunakannya.

Ia mengangkat lengan kirinya, tepat di depan dada. Jam 08.03, artinya ia telat satu jam lewat tiga menit.

“KEVIN!!!”

Kevin menoleh ke arah sumber suara, mendapati guru BK nya––Eko––yang berjalan cepat menghampirinya.

Kevin tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi-gigi putihnya, "Hai Pak, apa kabar?" tanya Kevin sambil menampilkan senyum tengilnya.

Eko menghembuskan napas kesal, “Kamu tahu ini jam berapa?” tanya Eko, masih menjaga intonasi suaranya.

“Jam delapan lewat lima menit mungkin,” balas Kevin. Pemuda itu mengangkat bahunya acuh.

Eko memejamkan matanya, mencoba untuk menstabilkan amarah yang akan meledak nantinya. “Baju dikeluarin, dasi gak di pakai, rambut gondrong dan ... pakai sandal?” Eko memberi jeda ucapannya, lalu menarik napas dalam-dalam, “ikut saya keruang BK,” lanjut Eko akhirnya.

Kevin mengangkat bahunya tak acuh. “Gak bosen Pak, bawa saya ke ruang BK terus?”

“Maka dari itu kamu jangan buat ulah!” gertak Eko tak habis pikir akan pertanyaan yang di lontarkan oleh Kevin.

Ekspresi yang semula tengil dan santai, Kevin ubah menjadi melas, “Jam sembilan saya ada ulangan fisika Pak, kapan-kapan aja ya...” rayu Kevin memasang wajah puppy eyes nya.

Eko berdecak. “Gak ada tapi-tapian! Kalau kamu gak mau ikut saya keruang BK sekarang, akan saya panggil orang tua kamu!” ancam Eko yang membuat mata Kevin membulat seketika.

Memanggil orang tua? Hei, baru minggu lalu Kevin tidak di beri uang selama satu minggu karena bolos sekolah. Lalu sekarang ia harus suka rela tidak jajan lagi?

“Ya-yaudah Pak, ayo kita ke ruang BK, tapi Bapak jangan kasih tau orang tua saya ya?” bujuk Kevin menarik-narik lengan Eko.

“Gak usah sok melas kamu!” bentak Eko menghempaskan lengan kekar Kevin.

Kevin mencebikkan bibirnya, “Yah Bapak, padahalkan saya pengen manja-manjaan sama Bapak!” seru Kevin yang membuat Eko bergidik ngeri.

“Gak usah masuk ruang BK, kamu saya hukum aja, setelahnya boleh masuk kelas,” pasrah Eko akhirnya.

Mata Kevin berbinar, “Saya gak jadi masuk ruang BK, Pak?”

Eko mengangguk. “Tapi kamu berlari 30 kali mengelilingi lapangan.”

Kevin melotot. “Ti-tiga puluh kali?” kejutnya tak percaya.

Eko mengangguk. “Saya akan memanggil satu guru untuk mengawasi kamu!” ujar Eko memberi peringatan. Setelahnya berbalik pergi meninggalkan Kevin yang masih diam di tempat.

...

Kevin melangkahkan kakinya menuju lapangan outdoor. Berkali-kali ia menghembuskan napas berat. Jujur, ia sangat malas jika harus dihukum seperti ini.

Setelah sampai, Kevin meletakkan tasnya di pinggir lapangan. Ia mulai melakukan pemanasan agar lebih kuat saat berlari.

“Mana nih gurunya?” gumam Kevin sedikit kesal. Ia ingin cepat-cepat ke Kantin, karena ia belum sarapan tadi. Soal ada ulangan harian fisika, ia bohong. Itu hanya alibinya saja supaya ia dapat pergi dari hadapan Pak Eko.

Tak lama, seorang guru datang dengan tampang juteknya. Kevin menyipitkan matanya. Siapa tuh? Guru baru? Cantik-cantik jutek gitu mukanya.

“Kamu Kevin?” tanyanya ketika sudah berada tepat di hadapan Kevin.

“Ibu, guru baru? Saya baru liat.” Bukannya menjawab pertanyaan guru itu, Kevin malah bertanya kembali.

“Kamu. Lari 30 putaran!”

“Saya kan--”

“Lari! Atau saya laporkan ke Pak Eko?” tanya guru tadi dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. Tanpa ba bi bu, Kevin mulai berlari memutari lapangan.

Kevin berlari sangat kencang. Di putaran pertama sampai putaran ke sepuluh Kevin masih kuat. Di putaran ke sebelas sampai lima belas, tempo berlarinya mulai melambat.

“Semangat Vin! Lo pasti bisa!” Kevin menyemangati dirinya sendiri. Di saat ia ingin bertumpu pada lututnya, suara indah guru tadi terdengar--membuat Kevin tidak jadi 'beristirahat', walau sebenarnya ia sangat ingin mengambil napas sebanyak-banyaknya.

“JANGAN BERHENTI!” teriak guru tadi, membuat Kevin berteriak frustasi.

“GUE PASTI BISA! AYO KEVIN! LIMA BELAS PUTERAN LAGI! AYOK AYOK! YO YO AYO YO AYO YO YO AYO! HUUU! WOAH! HUH HAH! BRRRRAAAHH!” Kevin berteriak sembari bertepuk tangan untuk menyemangati dirinya sendiri, membuat guru tadi menggelengkan kepalanya.

Weird,” gumam gurunya.

Lihat selengkapnya