MUSKIL

Seto Yuma
Chapter #1

Pesan Untuk Lingkaran

Sudut Ruang

Aku selalu suka saat tidak ada yang lain di sekitar.

Kita punya waktu untuk saling bertukar pendapat.

aku berkelakar.

Kamu berpikir padat.

Tawaku pecah melihat apa yang kita alami sekarang.

Marahmu memuncak mengingat mimpi yang belum kita capai.

Aku takut kamu meradang.

Kamu tidak mau aku lalai.

Lalu kita membuatnya semakin menyepi.

Sendiri di sudut ruang,

berpikir "sedang apa aku disini".

Saat tidak ada yang lain.

Jalanku dan mimpimu bertemu.

Lalu kita, akan menjadi apa?


 

----------

Lantai Tiga,

Tanpa atap,

Tanpa tembok.

Kami memperhatikanmu berdiam menatap tajam ke arah kami yang separuh tersinari cahaya temaram, separuh pudar. Kita berdua atau bertiga. Saling menatap. Suara tergembok.

Pekerjaan dan tempat tinggal yang berbeda kota membuat Randu dan Chata hanya bertemu setiap Sabtu. Satu hari dari seminggu, waktu bagi Randu untuk menceritakan semua yang terjadi dalam hidup. Biasanya akan terasa cukup, tapi kali ini, tanpa sebab, Randu merasa terlalu banyak hal yang menumpuk di kepala. Sebelumnya Randu mengira tumpukan itu hanya akan membeku dan terus membatu. Hingga beberapa hari ini Randu terdiam dan kehilangan arah pikiran. Semua yang terjadi di sekitar tetap membuat nalurinya bergeming. Terus diam tanpa alunan emosi selayaknya manusia. Randu sendiri tidak tahu apa yang terjadi padanya. Hanya Chata tempatnya bercerita.

"Aku lagi malas ngelakuin apapun. Aku butuh kamu. Kita perlu bicara."

Sebuah pesan singkat yang Randu kirim beberapa hari lalu, cukup sebagai pengantar yang akan diungkapkan. Chata masih di depan Randu dalam kebingungan.

Apakah terjadi sesuatu pada Randu?

Chata menunggu Randu mengeluarkan kalimat pertama malam ini. Dia membiarkan Randu mengatur napas. Perlahan Randu kembali menunjukkan aura kuat seperti yang Chata tahu selama ini. Ketenangan, senyuman khas dan wibawa. Ah sepertinya Randu tidak apa-apa. Apapun yang terjadi dalam hidupnya, Randu selalu terlihat tenang, seperti tanpa kepanikan, tanpa amarah. Bahkan ketenangan dan kesabaran itu kerap kali menghadirkan solusi dan membawa aura magis bagi orang-orang di sekitarnya. Setidaknya itu yang dirasakan Chata. Sikap yang selalu membuat Chata terkagum. Itu juga yang nampak pada ekspresi Chata ketika menatap Randu saat ini.

Perlahan Randu mencoba memulai dengan melontarkan sebuh pertanyaan.

Lihat selengkapnya