Tepat di tengah gagang
Gerakmu membawa redup menerang
Tarik demi cahaya menyapa kelam
Hembuskan seuntai salam
Sapa luar dalam riang
Langkahmu disambut karpet merah membentang
Sedikit lagi kamu pemenang
Ambisimu jadi penghalang
Aku sepi terpejam
Kau dorong lagi terang menuju kelam
Celahmu kembali terpendam
Sendiri menyeru redam
-----
Lega rasanya bisa melewati pekerjaan hari ini. Walaupun sebenarnya Riana belum cukup puas pada apa yang dia lakukan. Terlebih di awal on air tadi dia sempat sangat gugup hingga mengganggu teknis siaran.
Selanjutnya harus lebih baik lagi.
Riana merapikan mejanya, ia sedang bersiap untuk pulang. Gerakan Riana terhenti sejenak memperhatikan barang-barang milik Randu.
Ah hari ini dia tidak datang.
Tak lama kemudian Kharna datang menghampiri Riana.
"Hei. Keren banget tadi siang," Kharna memuji hasil siaran Riana.
"Loh Mas Kharna tadi siang gak liputan?" tanya Riana.
"Liputan dong. Aku nonton pas lagi makan siang. Orang-orang di warung makan aja sampe muji-muji kamu," ujar Kharna melanjutkan pujiannya.
"Aku malu beneran loh Mas," Riana benar-benar tersipu.
Riana baru menyadari siarannya tadi siang di saksikan begitu banyak orang.
Tapi yasudahlah, biarkan saja. Riana sudah tidak peduli pada ketakutan-ketakukan di pikirannya. Dia harus berusaha untuk menikmati perjalanan karirnya. Jika hanya menuruti kenyamanan diri, tidak akan terpacu untuk lebih baik lagi.