Kepastianmu
Isi kepalamu bermasalah
Saat mereka bercerita sebuah kisah
Tentang kedamaian yang terbelah
Dan kamu merasa tidak resah
Isi kepalaku bermasalah
Saat mereka berkeluh kesah
Takut akan hari esok bila tak cerah
Dan aku hanya berkata "jangan pernah menyerah"
Kamu berhenti akan kalah
Kamu terus maju hanya menjadi lelah.
Tidak ada yang mampu memastikan hasilmu, tenanglah.
-----
Randu sudah mulai terlalu terlarut dalam rutinitasnya yang tidak melakukan apa-apa. Kemudian dia berpikir mungkin mencoba beberapa jenis usaha akan sangat mudah dilakukan. Randu mulai mendesign T-shirt, mencoba menjualnya, tapi tidak ada seorangpun yang memesan atau membeli. Randu juga mencoba menawarkan jasa dokumentasi, berjalan beberapa saat, dengan beberapa atau bahkan semuanya komplain pada hasil yang tidak sesuai keinginan mereka. Tapi menurut Randu itu sangat bagus. Ini hanya tentang selera. Padahal selera orang-orang sebenarnya juga sangat bagus. Tapi Randu terlalu mengedepankan kemauannya. Padahal dalam bisnis, bukankah keinginan konsumen yang harus dikedepankan? Tapi Randu lebih memilih tetap pada pendiriannya.
Kenapa Randu seperti itu?
-----
Randu duduk di balkon apartemennya. Dengan sebatang rokok di tangan kirinya dan segelas teh tanpa gula di tangan kanannya. Matanya menerawang jauh ke arah depan. Kosong. Sama seperti sebelum-sebelumnya.
Tidak lama kemudian teleponnya berdering.
"Randu jam berapa kerumah?" ucap Chata di ujung telpon.
"Kenapa suara kamu berat banget?" Randu menangkap ada yang tidak beres pada Chata.
"Nanti Chata cerita. Malam ini kamu nginap ya. Please," ajak Chata.
"Oke, oke," jawab Randu.
Malamnya Randu pergi ke rumah Chata. Saat masuk kedalam rumah Chata, ia disambut oleh orangtua Chata.
"Loh, Bapak sama Ibu lagi di Samarinda toh, maaf Randu gak tahu."
Randu menyapa kedua orangtua Chata sembari menyalami mereka.
"Iya, tapi cuma 2 hari. Gimana kabar kamu Ran?" Tanya Ayah Chata pada Randu.
"Sehat Pak," jawab Randu.
"Kerjaan gimana?" tanya Ayah Chata lagi.
"Kata Chata Randu berhenti kerja Pa," ujar Ibu Chata menimpali.
"Iya Pak, Bu, pengen ada perubahan aja," jawab Randu segan.
"Gakpapa, udah lama juga kamu kerja disitu," ujar Ayah Chata bijak.
"Belum kepengen nikah Nak?" Pertanyaan ibu Chata sedikit mengejutkan.
"Wah, belum bu, nanti dulu lah," jawab Randu malu-malu.
"Kalian berdua tu sama aja.. Gimana bisa dapet pasangan kalo Randu jalan sama Chata lagi, Chata jalan sama Randu lagi . Selalu pergi berduaan," Canda ibu Chata.
"Kalau Randu sih kayaknya belum ada yang mau Bu. Kalo Chata...."
Kalimat Randu menggantung.
"Dia lagi deket sama cowok ya? Siapa itu? Randu kenal? Anaknya gimana?"