Mencoba Mencerna Kamu
Aku tidak mau memakan kamu mentah-mentah
Cukup ingin memperhatikan dan mengerti kamu
Aroma yang kurasa baru
Isi pikiran itu membingungkan pikiranku yang bahkan terbiasa dengan ketidakterkendalian
Dewasaku mencoba mencernamu
Aku dan aku yang satu lagi berdiskusi.
"Bentuk apa ini?"
Batu, air, karang, pasir melebur menyatu
Mungkin kamu laut
Dengan luas dan indahnya
Tapi aku Ragu pada dalam dan seramnya
Aku bisa suka sampai takut
Mungkin kamu...
Mungkin aku
yang terlalu jauh melihat kamu
Sugesti otak pada keinginan
Semoga di kejauhan itu bayangmu bukan fatamorgana
Hilang setelah aku tiba
Ah terlalu jauh kamu mengantar pikiranku
Jatuh cintaku tidak tepat waktu
Bisa-bisanya kamu buat aku rindu sebelum sekalipun bertemu.
-----
Randu dan Chata kali ini berada di kamar Chata. Randu duduk di sudut tempat tidur. Chata berbaring di sebelahnya.
Randu kembali menceritakan pada Chata apa yang dia lakukan untuk menemukan Wanita di Halte itu.
Chata yang nampak semakin khawatir mencoba mengalihkan bahasan yang masih terus berulang dari Randu sejak minggu lalu.
"Aku ingat pacar terakhirmu yang cemburu banget sama aku. Haha. Itu berapa tahun yang lalu Ran? Sepuluh? Kita masih SMA bukan sih?" Ujar Chata mencoba mengingat.
Randu masih memfokuskan pikirannya, mencoba mencerna dan mengingat siapa yang sedang dibahas Chata.
"Clary?" Tanya Randu pada Chata.
"Ya ya, dia, Si Lucu!" ucap Chata menggoda Randu dan kembali tertawa.
Randu sendiri tenggelam dalam ingatan tentang Clary, ah rindunya...
---------
Pertama kali Randu melihat dia, hampir 10 tahun yang lalu. Saat Randu mengambil baju pesanannya pada seorang teman, dirumahnya, ah sudah bertahun-tahun tidak pernah dia lihat rumah itu lagi.
Randu ingat mengetuk pintu rumah itu untuk pertama kali.
"Salam..." kata Randu sambil menunggu pintu terbuka.
Sesosok gadis membuka pintu itu, tersenyum ramah, dia masih berseragam pramuka, giginya berkawat, belum rapi tapi unik. Rambutnya tebal menggelombang, diarahkan semua rambutnya ke sisi kanan, "Cantik!" Teriak Randu dalam hati.
"Cari siapa ya kak?" suara itu menyadarkan lamunan Randu.
"Mmm Dhero, ada baju? Eh maksudku, baju Dheronya ada? Bukan bukan, ssh," ucap Randu salah tingkah.
"Mau ambil baju ya? Kakak Dhero lagi pergi. Sebentar, tadi udah dipesenin," jawabnya mengerti maksud Randu.
"Nah iya itu," jawab Randu.
Gadis itu masuk lagi ke dalam rumah, lalu kembali dengan sebuah baju yang terbungkus rapi.