MUSKIL

Seto Yuma
Chapter #14

Masih Kamu

Mencoba Mencerna Kamu

Aku tidak mau memakan kamu mentah-mentah

Cukup ingin memperhatikan dan mengerti kamu

Aroma yang kurasa baru

Isi pikiran itu membingungkan pikiranku yang bahkan terbiasa dengan ketidakterkendalian

Dewasaku mencoba mencernamu

Aku dan aku yang satu lagi berdiskusi.

"Bentuk apa ini?"

Batu, air, karang, pasir melebur menyatu

Mungkin kamu laut

Dengan luas dan indahnya

Tapi aku Ragu pada dalam dan seramnya

Aku bisa suka sampai takut

Mungkin kamu...

Mungkin aku

yang terlalu jauh melihat kamu

Sugesti otak pada keinginan

Semoga di kejauhan itu bayangmu bukan fatamorgana

Hilang setelah aku tiba

Ah terlalu jauh kamu mengantar pikiranku

Jatuh cintaku tidak tepat waktu

Bisa-bisanya kamu buat aku rindu sebelum sekalipun bertemu.

 

-----

Randu dan Chata kali ini berada di kamar Chata. Randu duduk di sudut tempat tidur. Chata berbaring di sebelahnya.

Randu kembali menceritakan pada Chata apa yang dia lakukan untuk menemukan Wanita di Halte itu.

Chata yang nampak semakin khawatir mencoba mengalihkan bahasan yang masih terus berulang dari Randu sejak minggu lalu.

"Aku ingat pacar terakhirmu yang cemburu banget sama aku. Haha. Itu berapa tahun yang lalu Ran? Sepuluh? Kita masih SMA bukan sih?" Ujar Chata mencoba mengingat.

Randu masih memfokuskan pikirannya, mencoba mencerna dan mengingat siapa yang sedang dibahas Chata.

"Clary?" Tanya Randu pada Chata.

"Ya ya, dia, Si Lucu!" ucap Chata menggoda Randu dan kembali tertawa.

Randu sendiri tenggelam dalam ingatan tentang Clary, ah rindunya...

---------

Pertama kali Randu melihat dia, hampir 10 tahun yang lalu. Saat Randu mengambil baju pesanannya pada seorang teman, dirumahnya, ah sudah bertahun-tahun tidak pernah dia lihat rumah itu lagi.

Randu ingat mengetuk pintu rumah itu untuk pertama kali.

"Salam..." kata Randu sambil menunggu pintu terbuka.

Sesosok gadis membuka pintu itu, tersenyum ramah, dia masih berseragam pramuka, giginya berkawat, belum rapi tapi unik. Rambutnya tebal menggelombang, diarahkan semua rambutnya ke sisi kanan, "Cantik!" Teriak Randu dalam hati.

"Cari siapa ya kak?" suara itu menyadarkan lamunan Randu.

"Mmm Dhero, ada baju? Eh maksudku, baju Dheronya ada? Bukan bukan, ssh," ucap Randu salah tingkah.

"Mau ambil baju ya? Kakak Dhero lagi pergi. Sebentar, tadi udah dipesenin," jawabnya mengerti maksud Randu.

"Nah iya itu," jawab Randu.

Gadis itu masuk lagi ke dalam rumah, lalu kembali dengan sebuah baju yang terbungkus rapi.

Lihat selengkapnya