MUSLIHAT

Oleh: Rachma Nurlela

Blurb

"Kamu lagi haid?" tanya Mbak Nawang pelan.

Aku mengangguk. Perutku rasanya seperti dipelintir.

"Kalau begitu, nanti malam jangan sampai tertidur! Kamu harus terjaga sampai subuh," tuturnya.

"Kenapa? Lalu kapan aku boleh tidur?" Aku kaget.

"Kamu bisa dalam bahaya kalau sampai memejamkan mata. Di sini, kita harus bisa menjaga diri masing-masing. Apalagi kita golongan mufrod. Tidurlah setelah isya! Kami akan membangunkanmu sebelum jam dua belas." Mbak Nawang beranjak keluar kamar.

"Tunggu, Mbak! A-apa maksudnya semua ini?"

Mbak Nawang tidak menyahut. Ia sudah pergi menuju aula. Gema salawat terdengar sayup-sayup dari bagian utara pondok. Aku mendecak kesal. Baru dua hari di sini, rasanya banyak sekali yang belum aku mengerti. Kenapa aku tidak boleh tidur malam saat haid? Apa maksud dari mufrod? Lalu, larangan-larangan lain yang membuat pening.

Namun, malam itulah awal mula aku merasa ada yang tidak beres dengan lingkungan pondok tempat Mama "membuang"ku.

Lihat selengkapnya