Muslimah masih menunggu kepulangan sang suami, walaupun ia tahu, bahwa saat itu bukanlah waktu pulang Mas Andy. meskipun jam kerjanya telah selesai, tapi Andy tidak pernah pulang lebih awal setiap harinya.
perasaan lelah dan ingin menyerah membuat Muslima bimbang menentukan pilihan.
"Mas, sampai kapan kau akan terus seperti ini? Aku mulai lelah,tapi aku masih mencintaimu, dan ingin mempertahankan rumah tangga kita." Ucapnya dengan perasaan sedih.
Muslima selalu saja tersiksa dengan perasaannya. Ia merindukan sosok suami yang dulu menyayanginya sepenuh hati.
rumah yang cukup besar ini, hanya di tinggali dua orang saja, tapi hanya di jam tertentu rumah itu bagai berpenghuni, dan di waktu lainnya rumah itu terasa sunyi.
Seperti biasanya, Andy pulang sangat larut kali lagi yaitu jam 1 malam.
Muslima yang masih terjaga, mendengar suara motor masuk ke pekarangan rumah mereka. Dengan segera,muslimah turun dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu untuk suaminya, namun bukannya sambutan hangat atau ucapan terima kasih yang ia dapatkan, tapi pandangan tajam,dan juga raut wajah yang dingin yang di perlihatkan oleh sang suami.
"Mas," sapa Muslima kepada Andy sambil tersenyum, namun Andy berjalan masuk melewatinya begitu saja. Walaupun hatinya sakit, Ia masih terus tersenyum, dan segera menyusul Andy yang telah lebih dulu masuk kedalam.
"Mas, aku buatkan teh hangat ya ... Aku juga akan panaskan,"
Bukkk! Suara pintu di banting oleh Andy, dan hal itu mengagetkan Muslima hingga perkataannya terhenti.
Hatinya sangat sakit melihat perlakuan Andy kepadanya. Ia bahkan menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang seakan ingin meluap keluar.
Muslimah berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, namun air mata itu tetap saja jatuh hingga menetes kedalam gelas yang akan ia gunakan untuk membuat teh.
" Jangan menangis,Jangan menangis..."gumam muslima dengan air mata yang terus keluar dari matanya.
Bahkan tangannya gemetar saat mengangkat gelas, dan akhirnya gelas itu jatuh kelantai dan pecah.
Muslima diam membisu dengan linangan air mata yang tanpa henti mengalir, melihat gelas yang ada di genggamannya itu sampai jatuh dan pecah.
sementara Andy, tidak bereaksi apapun saat mendengar suara gelas yang jatuh itu.
Seluruh tubuhnya gemetar, menahan amarah, sakit hati dan juga kekecewaan yang teramat sangat dalam.
"Ya Allah, kuatkan lah hati hamba mu ini. Berikanlah, hidayah mu untuk Mas Andy, Ya Allah. Aku masih ingin berbakti padanya, aku yakin rumah tangga kami masih bisa di perbaiki atas kehendak-Mu." Ucap muslima dengan linangan air mata.
Sementara di tempat lain, Tante Sarah yang merupakan ibunda dari Muslima, tiba-tiba saja bermimpi buruk dan terkejut dalam tidurnya.
" Ma,mama..." Panggil sang suami.
Hum .... Suara dari Tante Sarah yang mulai sadar.
"Apa mama baik-baik saja?" Tanya sang suami yang khawatir. Namun istrinya tidak menjawab apa-apa dan hanya terus menyetuh bagian dada.