Musor

Ganik
Chapter #1

Musor: Bagian 1

8 Agustus 2045. Hari itu seharusnya matahari sedang bersinar terik di tengah-tengah musim kemarau iklim tropis. Namun beberapa hari yang lalu pesawat-pesawat berangkat ke stratosfer untuk menebarkan karbon hitam dalam bentuk aerosol. Hasilnya, sinar matahari siang hari tidak pernah lagi  benar-benar menyentuh permukaan bumi. Warna langit biru yang sebelumnya sudah jarang ditemui kini benar-benar telah berganti menjadi kelabu gelap. 

Namun bukan itu yang membuat hari ini tidak akan dilupakan Kayka. Siang itu ia sedang berdiri melihat ke halaman rumahnya dari ruang tengah. Beberapa orang polisi sedang menghancurkan instalasi panel surya yang dipasang oleh orang tuanya. Beberapa polisi yang lain mencabut dan menebang tumbuhan pangan, sayuran dan tanaman obat yang ditanam di perkarangan rumahnya. Bangkai-bangkai tanaman itu lalu dibuang memenuhi penampungan air hujan di sisi lain rumahnya. 

“Kenapa semua itu juga harus dihancurkan?” Kayka bertanya kepada seorang Letnan polisi di hadapannya yang belum pernah benar-benar memperkenalkan dirinya. 

“Kenapa juga harus dipelihara? Semua itu sudah terbukti gagal. ” Jawab sang Letnan. 

“Keadaan saat ini bukan salah panel surya atau tanaman obat.” Kayka berusaha setengah mati untuk tetap tenang. Segenap kekuatannya diarahkan untuk menahan otot-otot di tubuhnya agar tidak bergerak memberikan tinju ke orang yang sedang berdiri di hadapannya.

“Kau tidak perlu mempertahankan metode gagal orang tua kita. Apa ini? Panel surya, tanaman pangan, penampungan air hujan, apa hasilnya? Es di kutub tetap mencair. Banjir besar tetap datang. Pengungsian massal, wabah, semua tetap terjadi. Faktanya, semua yang mereka lakukan tetap berujung bencana. Terima saja. Mereka gagal. Kini saatnya kita menentukan nasib kita sendiri dengan cara kita sendiri.” Urai sang Letnan mengeluarkan segala propaganda yang sudah diprogramkan di kepalanya.

“Menebarkan zat racun itu di langit bukanlah solusi. Itu hanya akan memperparah keadaan dengan segala efek samping yang jauh lebih berbahaya. Dan kau hanya salah seorang pion yang dimanfaatkan oleh orang-orang oport..” Kayka terpaksa menghentikan bantahannya saat sang Letnan mengeluarkan baton kayunya.

“Bagaimana? Ada yang ingin kau sampaikan kepada atasan saya? Ayo kita sama-sama ke kantor.” Tantang sang Letnan.

“Perjanjiannya aku akan menyerahkan diri tanpa perlawanan dan kalian tidak akan menyentuh putriku.” Kata Stari yang muncul dari kamar atas dengan tangan diborgol, dikawal oleh dua orang polisi. Ia menuruni tangga, dan langsung disambut dengan pelukan oleh Kayka.

Kayka memeluk Stari hingga menangis, sebelum akhirnya dipisahkan oleh polisi yang membawa Stari ke kendaraan tahanan di luar rumah.

Sebelum keluar, sang Letnan kembali meneruskan sedikit doktrin. “Percaya sedikit kepada generasi kita. Kita akan membalikkan semua kerusakan yang dibuat orang tua kita. Lihat saja.”

Kayka tidak bisa lagi mengendalikan amarahnya. Ia ingin meledak. Ia ingin menghajar satu persatu polisi dungu ini. Ia ingin melompat. Ia ingin bangkit.

Lalu Kayka bangkit dan melompat. Rekan-rekannya yang dari tadi membiarkan Kayka tertidur di geladak sampai terkejut.

30 Januari 2050. Hari ini Kayka akan membebaskan orangtuanya. Setidaknya itulah rencananya.

Malam ini langit di laut pasifik sangat gelap. Bulan seharusnya berbentuk purnama dan bersinar terang. Namun hanya terlihat lingkaran kuning pucat kecil di atas sana. Bintang pun tidak tampak walaupun di tengah laut dengan nol polusi cahaya. Solusi jalan pintas yang diambil oleh para pemimpin bumi saat ini seolah memutus bumi dari cahaya apapun yang berasal dari luar sana. Dan itu hanya sebagian kecil sekali dari bencana yang ditimbulkan.

Lihat selengkapnya