Musor

Ganik
Chapter #3

Musor: Bagian 3

Di dalam ruang nahkoda kapal patroli laut, kapten Voin terdiam mendengar transmisi masuk. Terdengar suara seorang gadis yang berbicara sambil terisak-isak.

“Sudah cukup. Tolong hentikan. Tolong Gado. Aku tahu kamu di sana. Aku mohon. Kami mempercayai kamu. Orangtuaku mempercayai kamu.”

Lalu salah seorang prajurit melempar granat dari luar. Granat itu meledak di peti tempat molotov yang belum dilemparkan. Hasilnya dahsyat. Seluruh geladak terbakar seketika.

Tidak ada lagi yang melempar molotov. Tidak ada lagi transmisi.

Voin bersuara. “Sudah? Mereka sudah berhenti? Bagaimana sekoci? Ada yang berhasil turun?”

Salah seorang yang mengawasi radar menjawab. “Ada tiga kap, mereka menuju kapal Wakai di barat. Kapal Chigau di timur, dan Abunai di utara.” 

“Kabari mereka. Jangan sampai seorang pun lolos.”

“Siap, Kap.”

Kapten berbalik dan menepuk pundak Gado yang dari tadi berdiri di belakang. 

“Keluarga kamu aman, Gado. Habis ini jadi letnan kamu.”

Gado hanya terdiam. Matanya berair. Tubuhnya bergetar.

“Minta izin turun ke buritan, Kap.” Ujar Gado pelan. Ia ingin menangis di kamar kecil. Atau merokok di geladak. Ke mana saja asal bukan di sini. 

“Pergilah. Ini toh kapalmu.”

Sebelum Gado keluar, terdengar transmisi masuk sekali lagi. Semua tercengang mendengar bunyi yang diteruskan oleh pengeras suara di ruangan nahkoda. Suara yang muncul adalah suara tangisan bayi. Lalu suara seorang wanita.

“Siapapun yang berada di kapal sana, saya mohon selamatkan anak saya.” Ujar suara wanita dari seberang sana.

Semua yang berada di ruangan nahkoda saling menoleh. Gado tercengang terpaku.

“Saya terjebak di ruangan dapur. Sudah tidak bisa membuka pintu. Air sudah hampir memenuhi ruangan. Namun mungkin anak saya masih bisa dibawa lewat jendela..”

Gado bergegas turun ke geladak, mengambil pelampung dan jaket penyelamat. Saat akan melompat ke laut, terdengar Voin berteriak.

“Gado, berhenti!” 

“Saya harus turun, Kap.” Jawab Gado sambil memasang jaket penyelamat.

“Kamu bisa saya tembak karena membangkang. Pikirkan keluargamu.” ancam Voin.

Gado terdiam. Ia teringat keluarganya. Teringat alasan ia terpaksa berkhianat kepada para penduduk Musor. Teringat anaknya yang belum lama lahir. 

“Kalau Kapten perlu menembak, tembaklah. Saya hanya ingin menyelamatkan anak kecil. Bukankah itu yang kita ingin lakukan? Menyelamatkan anak-anak? Atau itu hanya slogan saja?” Jawab Gado sambil meneruskan mengikat pelampung di pinggangnya.

“Banyak bicara kamu. Kembali ke sini sekarang juga!” Perintah Voin dengan nada suara yang tinggi.

Gado selesai bersiap-siap. “Saya harus turun, kap. Lakukanlah apa yang anda perlu lakukan.”

Lalu Gado melompat ke laut.

Lihat selengkapnya