Mustakaweni

Bapaknya Mudita
Chapter #1

Runtuhnya Imaimantaka

Malam itu adalah malam yang mencekam bagi kerajaan Imaimantaka. Kota raksasa yang dulunya damai, malam itu tak sedamai biasanya. tabuhan genderang perang terdengar di seluruh sudut kota. Suara kerincingan besi yang saling beradu diiringi dengan teriakan prajurit seakan mengundang dewa kematian datang ke kota itu. Ya, malam itu kota ini diserang oleh pasukan dari Amarta, dipimpin langsung oleh sinuwun Madukara. Tak lain dan tak bukan adalah sang Raden Arjuna, panengah pandawa, lelananging jagad, seorang satrio pinilih, jagoning para dewa, untuk menaklukkan raja Imaimantaka, Sang Prabu Niwatakawaca.

Kerajaan itu sudah tak mampu bertahan lagi. Mayat mayat raksasa dimana mana, kobaran api bertebaran menghanguskan rumah-rumah, teriakan sorai-sorai kemenangan dari pasukan Amarta terdengar menggema. Para raksasa yang masih hidup berlarian ke hutan lebat di samping kerajaan untuk menyelamatkan diri. Kini kerajaan itu benar benar telah hancur.

Sementara itu di ruang tahta kerajaan, seorang perempuan cantik dengan tubuhnya yang kecil duduk bersimpuh lemas di lantai. Rambutnya berwarna biru keungunguan, sependek leher, diatas kepalanya mengenakan mahkota kebesaran kerajaan, menandakan ia adalah seorang putri raja, matanya terbelalak, air mata mengalir membasahi pipinya yang kuning langsat, seakan tak percaya dengan apa yang dilihat didepan matanya. 

Di depannya terpampang dua pria yang habis bertempur. Namun keadaan keduanya amatlah berbeda. di satu sisi berdiri kokoh seorang pemuda tampan yang mengenakan kain putih layaknya seorang Resi. Di punggungnya terdapat sarung yang berisi anak panah. Tangannya memegang gandewa. Seakan ia baru saja melepaskan anak panah.

Berlainan dengan sisi satunya, terdapat seorang raksasa dengan posisi setengah berdiri. Badannya kekar dan besar, otot-ototnya terlihat di seluruh tubuhnya, ia adalah seorang raksasa, raja Raksasa, kuku kukunya panjang, taringnya terlihat mecuat dari mulutnya, rumbai rumbai rambutnya lebat menutupi rahang dan lehernya, terlihat mahkota yang ia kenakan terjatuh di sampingnya. Ia mengenakan pakaian kebesaran raja yang compang camping seperti bekas terkena pukulan dan sayatan senjata.

Dialah Prabu Niwatakawaca, Raja Raksasa dari Imaimantaka, keadaannya mengenaskan. Sebuah anak panah menancap tepat di mulutnya, darah mengucur dari mulutnya mengalir membasahi lehernya, membuatnya meregang nyawa seketika. Tak lama kemudian, dengan tubuhnya yang besar itu, prabu Niwatakawaca ambruk. 

Pemandangan itu terjadi langsung didepan putrinya. Ya, Mustakaweni adalah putri dari Niwatakawaca. Meskipun paras Mustakaweni cantik dan jauh berbeda dengan ayahnya yang yang raksasa, ia merupakan anak kandung dari Niwatakawaca.

Lihat selengkapnya