Mutagen

Razza
Chapter #3

Chapter One

Dia adalah seorang pemuda yang baru saja sukses dalam perkuliahannya dijurusan hukum di salah satu kampus paling terkenal di Italia dan sekarang bekerja sebagai salah satu seorang pengacara termuda yang pernah ada. Jiwanya mengenai keadlian sangat tinggi, hal ini menjadi motivasinya menjadi seorang pengacara yang berjuang mencari nilai kebenaran sejati. Kuliahnya hanya butuh waktu 3 tahun, selepas kuliahnya, tidak begitu sulit baginya menjadi seorang pengacara yang handal, dia terkenal sangat cakap dan cekatan. Selain itu keluarganya mendukung penuh keputusannya menjadi seorang juru hukum.

Sudah ada enam kasus hukum yang dimenangkannya. Membela yang lemah dan tidak bersalah adalah mottonya. Ini adalah kasusnya yang ketujuh, saat in dia sedang melakukan pembelaan terhadap seorang klien yang dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap sepasang suami istri. Kliennya mengakui berada ditempat yang salah pada waktu yang salah, lalu dituduh melakukan pembunuhan yang tidak dilakukannya. Namun pihak keluarga korban melakukan penuntutan dan penyelesaiannya dihadapan hukum. Para polisi juga telah melakukan penyelidikan terhadap kliennya, dan investigasi menyeluruh pada tkp. Polisipun mengatakan kliennya tidak bersalah, hasil reka kejadian pun menyatakan kliennya tidak bersalah, serta hasil dari alat pendeteksi kebohonganpun menyatakan kliennya berkata jujur. Saat ini dia sedang melakukan pembelaan kliennya pada pembacaan putusan sidang terbuka dihadapan majelis hakim.

“Sudah dijelaskan klien saya pada sidang sebelumnya yang mulia, para saksipun tidak ada yang melihat kejadiannya secara langsung. Dan kebetulan saja, klien saya berada ditempat yang salah dan waktu yang salah saat dia mencoba untuk menyelamatkan kedua orang tua korban. Saat itu anaknya korban melihat terdakwa yang berlumuran darah dan menuduhnya.” Andrea berbicara sambil berdiri, tegas dan lantang tanpa cacat dalam suaranya. “Para penyidik dari kepolisian pun telah menyatakan tidak ada jejak sidik jari pada senjata yang digunakan. Untuk itu, saya menyatakan klien saya bersih dari segala tuduhan.”

“Interupsi, yang mulia.” “Interupsi diizinkan,” kata ketua hakim, lalu pengacara dari sisi korban berdiri, “Saksinya adalah anaknya korban yang melihat kejadian, dan anak korban melihat dengan jelas bahwa terdakwa melakukan sesuatu kepada kedua orang tuanya dan melihat terdakwa berlari setelah itu.”

“Maaf yang mulia, memang benar begitu. Tetapi terdakwa saat itu berlari bukan karena ketakutan melihat anaknya melihat dia berada di tkp, melainkan dia berusaha mencoba menelpon petugas ambulance. Dan dari penyedikan juga, buktinya benar bahwa klien saya yang melakukan telepon ambulance,” Andrea membantah, dia menoleh kearah kearah anak korban, anaknya menangis lalu dia melihat sekelilingnya yang mengikuti persidangan terbuka itu. Dia merasa sedang diperhatikan dengan tajam oleh seseorang, dia merasakannya sebelum melanjutkan. “Dan tidak ada bukti lain yang dapat memberatkan klien saya.”

Lalu beberapa bisik-bisik terjadi pada podium pendengar yang mengikuti acara siding terbuka. Sebelum akhirnya ketua hakim mendiamkan para pendengar. Sesekali Andrea melihat kebelakang, dia masih merasa diperhatikan dengan tajam. Dia memperhatikan orang yang duduk disana dan mencari sesuatu yang mengganggunya. Lalu menemukan seorang wanita yang sangat cantik dipodium sebelah kiri belakang mengamatinya tajam, sesekali dia melihat lagi kearahnya. Perasaannya itu aneh, bukan hanya seperti diperhatikan tajam, namun seperti perasaan mencekam seekor rusa yang telah diincar seekor singa betina. Lalu dia berputar menatap tajam wanita itu, dan melihat sekeliling lagi dan melihat seorang pria bertopi berkacamata hitam disebelah podium kanan belakang mengamatinya dengan tajam pula. Dan kali ini dia Andrea benar-benar terganggu lalu mencoba memperhatikan lebih lanjut.

“Saudara pembela? Kau baik-baik saja?” Kata hakim ketua lantang, “Apa yang kau cari dibelakang? Apakah ada masalah?”

Andrea seketika tersadar apa yang berlangsung, beberapa saat dia kehilangan fokusnya dan kembali kepersoalan semula. “Uhm, tidak ada yang mulia.

  “Lalu apakah dari pihak penasihat hukum dari pembela masih ada yang ingin disampaikan? Sebelum saya sebagai hakim ketua dalam persidangan kali ini membacakan hasil keputusan terhadap saudara terdakwa.”

Andrea Denver menggelengkan kepala memberikan isyarat tidak kepada ketua hakim. Dan menoleh lagi kebelakang, mencoba memperhatikan dua orang yang menatap tajam padanya hari ini. Padahal sebelumnya dia tidak pernah melihat kedua sosok itu. Namun pikirannya pecah ketika hakim ketua berbicara.

  “Pada hari ini, senin minggu kedua bulan November tahun 2053, saya sebagai hakim ketua akan membacakan hasil dari keputusan sidang perkara dengan nomor, bla bla bla, yang sudah empat kali melakukan sidang sebelumnya, kepada saudara terdakwa, Mr. Sean. Diharapkan kepada semua pihak untuk memperhatikan dan mendengarkan secara seksama.” Hakim ketua mulai membacakan hasil putusan sidang, “dengan ini mengadili saudara terdakwa dimohon berdiri.

Lihat selengkapnya