Mutagen

Razza
Chapter #4

Chapter Two

Pagi yang sangat cerah menyinari kota itu, suasana matahari yang menyebarkan kehangatan memberikan cercah-cercah asa. Sangat dapat dinikmati, suasana yang sangat nyaman dikota indah itu. Denver terbangun diatas tempat tidurnya, mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana bisa dia berada diapartemennya? Tidak mungkin yang terjadi semalam itu hanya mimpi. Dia merasakannya dengan nyata, mencerna hal-hal yang seharusnya dengan logis dan masuk akal. Tetapi tidak menemukan sesuatu yang mendukung hipotesanya. Membuatnya menjadi seolah terpuruk seperti kedengarannya. Dipikirankannya dalam angan yang tidak dapat dicapainya. Benar, semalam tidak mungkin nyata, meyakinkan dirinya.

“Kejadian semalam senyata yang kau rasakan dan kau lihat, kau hanya sedang kebingungan.” Dia mendengar bisikan itu didalam kepalanya, Denver tentu saja terkejut. Lalu seorang wanita keluar dari balik pintu, wanita semalam. Cantik sekali, kulitnya putih seputih salju namun tidak memancarkan aura putih dingin. Rambutnya panjang ikal sampai pinggang. Matanya abu-abu, tajam dan dalam. Hidungnya sangat mancung. Tinggi, kurus dan mempesona. Senyumnya sangat anggun, bahkan ketika dia hanya mengangkat bibirnya yang tipis. Pakaiannya putih dan halus, sangat sesuai dan pas dipakainya.

Denver terperangah dalam pandangannya, belum pernah dia melihat sesosok wanita yang secantik itu dalam hidupnya, seumur hidupnya. Dia kesulitan berbicara mencerna yang sedang terjadi. Benaknya berputar mengukur kepastian kejadian semalam. Maka wanita itulah yang menyelamatkannya dan Michael. Sontak dia teringat Michael dan buru-buru bertanya tentang keadaan Michael. Dan tentu saja wanita itu hanya tersenyum melihat tingkah Denver, dan memastikan bahwa Michael sangat baik-baik saja dan menyuruhnya mengkhawatirkan dirinya sendiri.

“Semalam kau terluka, sebaiknya aku segera merawatnya.” Wanita itu mendekati Denver yang kelihatan sekali menjadi sedikit gugup karenanya. Denver membuka selimut yang menutupi dirinya. Menarik perlahan kaos oblongnya, meraba-raba perut bagian kirinya. Tetapi didapati lukanya telah menutup, luka yang membuka sekitar 8cm itu menutup dalam waktu satu malam, hal yang sangat luar logis. Wanita itu hanya menaikkan alisnya sedikit, keheranan. “Manusia biasa tidak mungkin seperti itu, jadi apakah kau seorang mutagen?”

Denver terperangah sekali lagi dengan ucapan perempuan itu, cukup tepat untuk membuatnya terdiam. Tetapi dia mencoba menenangkan dirinya sendiri dan menangkap semua hal yang terjadi. Daripada hal itu, dia justru lebih penasaran kepada wanita itu. Dan mulai perlahan mengakrabkan dirinya. Denver sangat optimis, sifatnya itu membantunya cepat dalam mengendalikan dirinya sendiri.

“Wanita cantik yang berada didalam apartemenku sekarang, tidakkah dia ingin memperkenalkan dirinya terlebih dahulu? Aku sangat terpana akan kecantikkannya sehingga membuatku kehilang kata-kata.” Denver mencoba mencairkan suasana secepatnya, wanita itu memerah wajahnya, kelihatan sekali dia malu mendengar kata-kata seperti itu dari Denver, tetapi buru-buru membalikknya wajahnya. “Belum pernah kutemui wanita secantik dirimu wahai nona seputih salju?”

“Angela, panggil saja begitu. Tidak perlu memujiku seperti itu, aku jadi salah tingkah mendengar seorang pria tampan sepertimu bicara begitu.” Katanya, membuat Denver malah kebalikan menjadi tersipu malu. Lalu mata mereka bertemu lagi, tajam dan sangat dalam. Namun Angela buru-buru mengalihkan fokus mereka berdua dengan melanjutkan pembicaraannya. Jujur saja, jantungnya sekarang sama cepatnya berdetak seperti denver, secepat petikan-petikan tuts pada piano pada lagu Beethoven. “Jelas sekali kau seorang mutagen, lukamu menutup dalam satu malam.”

“Ya aku seorang mutagen, bukankah jelas juga kau seorang mutagen, Angela? Aku melihatmu mengalahkan mereka dengan mudah bahkan dengan tidak melakukan apa-apa! Merubah persepsiku tentang wanita cantik yang biasanya tidak bisa apa-apa.” Angela tertawa pelan, Denver juga membalasnya dengan tawa pelan.

“Bukankah kamu yang lebih hebat lagi? Hampir tidak ada orang baik manusia maupun mutagen dapat bertahan selama itu,” Kali ini nada bicara Angela menjadi serius.

“Aku mutagen, aku ikut terjaring bersama keluargaku tiga belas tahun lalu.” Denver menjelaskan cepat, tidak mau terjadi kecanggungan dan kesalapahaman, “mereka mengategorikanku ke level 0, tubuhku hanya mengalami mutasi tapi tidak ada kekuatan apapun yang kuperoleh.”

“Aku meragukannya, kemampuanmu menyembuhkan diri itu bukan pada mutagan level 0-4, aku baru kali ini melihatnya. Dan kau juga mampu bertahan semalam dari pengaruh kekuatanku”

Pembahasan mereka mulai serius, Denver tidak menyukai pembicaraan serius ini. Terlebih lagi mengenai hal mutasi dalam dirinya yang selama ini dirahasiakannya dengan ketat. Dia melepaskan pakaiannya, untuk menunjukkan tanda penomoran yang dimilikinya. Tapi justru hal itu membuat Angela malah jadi tambah salah tingkah, melihat tubuh Denver yang berotot, sempurna. Tapi Angela dengan cepat mengatasi hal itu dan mereka memulai pembicaraan serius.

Angela juga merupakan seorang mutagen, dia tidak memberitahu level berapa kekuatan yang dimilikinya atau seperti apa, tetapi Denver sedikit dapat mencerna kekuatan apa yang dimiliki Angela. Angela menceritakan bahwa mengetahui potensi kekuatannya 5 tahun sebelum ini, maka dia tidak ikut terjaring dalam penangkapan besar-besaran mutagen 13 tahun lalu. Dan selama ini dia merahasiakannya dengan ketat rahasianya sebagai mutagen dan hidup dalam identitas manusia biasa. Denver menyadari ternyata ada juga beberapa mutagen yang ditemukan jauh setelah penangkapan itu. Anglea pun memberitahukan usianya yang baru 21 tahun. Mereka bercerita panjang lebar tentang diri mereka sendiri.

Denver menemukan kenyamanan dan kehangatan dari sosok Angela dalam pembicaraan mereka ini. Terlebih Angela adalah sosok wanita yang sangat tangguh dalam kehidupnya. Angela sangat ramah dan cerdas, penuh perhitungan dan sangat hati-hati. Dia juga orang yang tidak mudah mengumbarkan sesuatu. Hal itu sangat mengagumkan dimata Denver. Tanpa sengaja dihari itu, pagi itu muncullah benih-benih cinta diantara mereka berdua. Cinta yang akan memberikan banyak pengorbanan dan arti cinta sejati.

Lihat selengkapnya