Mutagen

Razza
Chapter #8

Chapter Six

Denver telah menghubungi Adam melalui genious phone baru, alih-alih siapa tahu miliknya yang lama telah disadap oleh pihak pemerintah, berhubung kakaknya Adam adalah buronan kelas atas, terlebih sekarang foto Adam dan buronan lain telah disebar dan televisi serta dunia maya ikut meramaikan dengan hadiah senilai US$1.000.000,-. Dia menghubungi Adam meminta bertemu dengannya dan telah menceritakan semuanya kepada kakaknya. Kakaknya awalnya enggan menolong adiknya, namun kenekatan Denver yang mengatakan dengan atau tanpa bantuan kakaknya dia akan tetap mendapatkan kembali Angela dari ERB telah membuat hatinya gusar. Dia tidak mau adiknya melakukan kebodohan yang tidak terencana dengan baik seperti itu, dan akhirnya dia setuju membantu adiknya, namun dengan syarat adiknya mengikuti semua perintahnya.

Mereka telah membuat janji bertemu malam ini, Denver menunggu Adam disebuah tempat yang telah ditentukan oleh Adam. Denver mengikuti semua arahan kakaknya karena begitulah perjanjiannya, disitu dia juga ditemani Michael sembari menunggu kakaknya. Mereka menunggu disebuah bar minuman di pinggir kota tidak jauh dari apartemen Denver. Sekian menit mereka menunggu duduk akhirnya kakaknya datang dengan setelan berjaket hoddie, untuk menutupi wajahnya saat berjalan. Mereka duduk ditempat paling ujung dan sudut bar.

Denver menceritakan semua yang diketahuinya, lengkap tanpa tertinggal sedikitpun detil yang ada termasuk mengenai rahasia Angela dimasa lalu yang diketahui Denver. Lalu mereka menyimpulkan untuk sementara bahwa Angela diculik sebagai objek penelitian fasilitas ERB, mengetahui hal ini membuat Denver emosi namun diredam kakaknya. Tapi belum lama mereka berasumsi, Hera dan dua temannya memasuki bar. Hera melihat Michael dari kejauhan dan menghampirinya. Michael yang cerewet menjadi agak salah tingkah karena Hera datang bukan saat yang tepat, namun tak dapat dihindari. Begitu melihat Denver, Hera agak menjadi gugup, karena pria itulah yang membuatnya patah hati tempo hari karena sosok Angela. Namun hingga sekarang pun Denver tidak mengetahui bahwa hati Hera sudah patah.

“Oh aku tidak melihatmu, ternyata kau Denver.” Kata Hera

“Oh hi, Hera, sangat mengejutkan sekali kau ada disini,” kata Denver

“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Michael, matanya agak berputar. Mengisyaratkan agar Hera tidak ikut gabung, namun Adam malah meminta Hera untuk bergabung.

“Ini kakakku Adam,” kata Denver memperkenalkan kakaknya dan mereka berdua berjabat tangan.

“Halo nona,” ucap Adam.

“Kau sangat tampan seperti adikmu, tapi apakah kita pernah bertemu? Wajahmu sangat tidak asing jika dilihat.” Kata Hera.

Adam hanya tersenyum, tetapi Hera malah ikut duduk sebentar bersama mereka, tapi selama Hera duduk disana mereka tampaknya mengalihkan pembicaraan mereka sebelumnya. Hera terlihat sekali memperhatikan Adam, berulang kali dan selalu kedapatan. Karena kekakuan Michael dan Denver sejak Hera duduk, diapun undur diri dan kembali duduk bersama kedua temannya. Barulah ketika Hera beranjak, mereka melanjutkan percakapan serius mereka.

“Apa rencanamu dik?” Tanya Adam

“Menyelamatkan Angela,” jawab Denver tanpa jeda, barulah sadar kakaknya bahwa adiknya sangat mencintai wanita itu dan melihat Michael yang berdiri disamping Denver saat ini dia merasa senang, bahwa adiknya memiliki sahabat yang sangat memperhatikannya.  

“Dan kau juga Michael?” Tanya Adam dan Michael mengiyakan dengan cepat. Tidak ada alasan lagi buat Adam untuk tidak ikut campur sekarang, karena jika memang benar Angela diculik ERB maka Denver pasti akan mengejarnya hingga keujung dunia sekalipun. “Apakah kalian tahu siapa Angela sebenarnya?”

Denver hanya diam, tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan kakaknya itu. Begitupun Michael. Kakaknya sudah menebak bahwa adiknya itu tidak tahu sama sekali tentang Angela.

“Kalian mungkin ada benarnya jika dahulu seorang objek penelitian, dan tidak disangkal pula jika mungkin sekarang akan dijadikan objek.” Kata Adam pelan, lalu menatap tajam adiknya berharap adiknya akan menerima perkataannya selanjutnya tanpa terkejut sama sekali, “tapi tahukah kau adikku, bahwa wanita yang kau cintai selama ini dan yang akan kau selamatkan itu adalah mutagen level delapan yang belum teridentifikasi?”

Denver sangat terkejut, terlebih Michael hingga berdiri dan menjatuhkan gelas bir minumannya, walau dia langsung meminta maaf kepada orang yang ada disana karena membuat kehebohan.

“Jadi besar kemungkinan juga bahwa dia ditangkap pemerintah karena termasuk salah satu mutagen paling berbahaya? Kau masih ingat Sarah, temanku yang tempo hari. Dia adalah mutagen yang mampu merasakan kekuatan mutagen lain dan Angela pacarmu itu mutagen level delapan, masuk kategori monster berbahaya.” Jelas Adam tanpa ditanya sebelum adiknya bertanya.

“Aku masih tetap akan mencintainya bahkan jika dia level Sembilan sekalipun,”

“Whoaa, tunggu dulu, aku tidak tahu dia mutagen berbahaya level delapan,” ucap Michael spontan.

“Kau ingin mundur sekarang?” Tanya Denver.

“Tidak, tapi kupikir aku harus menyampaikan aspirasiku, aku hanya masuk mutagen kelas dua bung, tidak sepertimu yang memiliki kakak mutagen level berbahaya.” Jawab Michael, “Tapi aku seratus persen mendukungmu, dan akan tetap ikut misi ini.”

“Terima kasih bung, kau memang sahabatku,” kata Denver.

Namun tiba-tiba satu persatu orang didalam bar itu keluar tanpa sebab, dan begitupun juga dengan Hera dan kedua temannya. Kakaknya hanya tersenyum, walau Denver dan Michael tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

“Sebaiknya kita keluar juga, ada hal aneh yang sedang terjadi.” Kata Denver.

“Tidak tunggu dulu, kita sudah terkepung para MAP diluar, sepertinya temanmu Hera itu menyadari siapa aku dan melaporkannya ke MAP.” Jelas Adam.

“Hera? Mengadukannya? Wanita jalang itu! Pantas saja kau menolaknya ver!” gerutu Michael, tapi Denver malah mengerutkan alisnya tidak mengerti, “Apa dia tidak memandangku sebagai teman satu kantornya, sialan. Kita harus bagaimana? Belum memulai saja kita mau ditangkap, aku tidak mau masuk penjara!”

Lihat selengkapnya