Mutiara Dua Semesta

wildasukma
Chapter #2

Gadis Broken Home

“Dari sebuah lukisan, Hayam Wuruk ingin menjadikan Pitaloka sebagai Ratu, cintanya bersifat tulus tanpa intrik politik, namun Takdir yang memisahkan mereka melalui kejadian pergolakan perang besar di masa itu,” jelas Rara kepada Sean, seorang dokter keluarga yang selalu dihubungi ketika keluarga gadis itu mengalami kondisi yang tidak sehat.

Wow great, sepertinya banyak yang kamu ketahui dari sejarah. Tapi sayangnya karena cerita itu, banyak orang yang masih berfikir bahwa Sunda Jawa tidak bisa bersatu,” ucap Sean memandang Aurora

“Itu tidak bagiku. Pandangan orang terhadap sebuah cerita atau permasalahan berbeda-beda dan itu adalah sebuah hak. Yang aku lihat hanya sebatas kisah cinta Raja Hayam Wuruk dan Pitaloka serta sifat sang putri yang berani, karena itu lebih merinding dan romantis. Dokter tahu, ketika kita mengambil nilai positif dan hal-hal yang indah dalam suatu cerita, rasanya kita mengundang kebahagiaan ke dalam hidup kita sendiri.”

Sean tidak bisa berhenti mengagumi penuturan kata Rara. Gadis yang menyukai sastra dan bercita-cita ingin menjadi seorang penulis besar.

“Jadi, itu yang membuat kamu lebih memilih kuliah di Jogja di bandingkan dengan dikota ini? Apakah salah satunya tertarik dengan pemuda disana?” tanya Sean berharap gadis itu menjawab tidak.

“Jogja itu istimewa. Kota yang penuh dengan cerita, destinasi wisata disana sangat menarik, satu lagi ya dok, makanan disana murah tapi tergolong enak banget. Makanya kalau dokter tidak sibuk, Hayu atuh liburan ke Jogja,” ajak gadis yang akrab disapa dengan panggilan Rara.

“Iya deh, tapi tolong jangan panggil dokter, itu terkesan kaku. Padahal saya sudah lama menjadi dokter pribadi di keluarga kamu.”

“Lantas aku harus memanggil apa ?”

“Boleh Kakak atau Mas. Anggap saja saya ini kakak kamu,” kata pemuda itu.

“Oke Kak Sean.”

“Nah itu lebih enak didengar.”

“Biar lebih romantis maksudnya Kang Dokter neng,” kata asisten rumah tangga yang tengah menemani Rara dan Sean di ruang tengah.

“Ah bibi bisa aja,” kata Sean malu.

Rara selalu meminta asisten rumah tangga yang dekat dengannya menemaninya ketika sedang mengobrol dengan Sean. Hal itu, tidak membuat hati sang pemuda tersinggung, malah dia menghormati keinginan gadis itu. Sebenarnya Rara juga bingung kenapa mamanya tidak memilih dokter keluarga seorang wanita, sehingga gadis itu bisa sedikit leluasa. Namun karena keluarga Sean sudah akrab sedari Rara kecil serta tidak ada dokter perempuan dikeluarga itu, membuat Kartika tidak bisa mengabulkan permohonan putrinya.

“Tapi untung aja si eneng sakitnya teh di Bandung, pas lagi libur. Ya kan Dok?”

“Bibi, masa aku sakit dibilang untung.” kata gadis itu mengelengkan kepala.

Lihat selengkapnya