Mutiara

Chrystal Calista
Chapter #1

Prologue



Jimbaran, Bali

Present Time

•°•


"Kenny, you did a great job."

Astrid merangkul bahu Kenny, membahas momen-momen di bawah laut dengan mata berbinar. Bersama kru The Adventurers, mereka berada di atas kapal kembali ke daratan.

Kenny menurunkan handuk dari rambutnya yang baru setengah kering. Sama seperti Astrid, ia mengenakan wetsuit ketat.

Seharian ini Astrid berenang seperti puteri duyung, mengekori Kenny selama proses syuting scuba diving yang panjang. Kini Kenny menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.

Darren dan asistennya yang selalu membawa kamera, hendak memotret Kenny dan Astrid untuk kesekian kalinya. Kenny buru-buru memberi mereka isyarat untuk berhenti. Bukankah ia berhak menikmati jam istirahatnya?

"Ko Darren, boleh lihat video-video kita?" Langkah kaki berdebuk rusuh. Itu pasti Felix.

"Episode minggu ini bakal cakep visualnya." Darren menyerahkan kameranya pada Felix, mengedipkan sebelah mata.

Felix berdecak memuji. "Keren, asli. Gue masih takjub, tayangan kita viral minggu lalu. Akun gue langsung banjir followers."

"Kejar jumlah followers bule ganteng ini, kalau bisa!" Darren menepuk bokong Kenny. “Lo kenapa diem aja, Ken?”

“Nggak apa-apa,” kata Kenny.

Perasaan aneh itu datang lagi. Risih dengan keramaian. Lelah bertingkah ceria yang dibuat-buat. Belakangan Kenny sulit menikmati hari-harinya, dan hanya ingin menyelesaikan syuting secepat mungkin untuk menyendiri.

“Terserah lo deh,” kata Darren, mengajak Felix pergi. 

Sementara Astrid masih menempel, belum mau beranjak. 

"Ken. Gue pengen ngomong sesuatu," katanya. "Nanti malam, lo ada acara? Kita jalan, yuk.“

Kenny menghela napas. "Sorry, gue nggak bisa."

Bibir Astrid tertekuk. "Kenapa?”

Astrid adalah sesama artis pendatang baru. Sejak berpartner sebagai host di acara The Adventurers, banyak penggemar yang mendukung Astrid dan Kenny menjadi sepasang kekasih. 

“Tunggu sebentar.” Teringat sesuatu, Kenny mengambil ransel miliknya yang ia letakkan di dekat peralatan menyelam.

Malam ini adalah malam penting bagi Kenny. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Waktu, hati, dan cincin.

Apa cincinnya aman? Ia mengaduk isi tas, namun tidak menemukan benda yang dicari. Seketika Kenny panik.

Astrid mengetuk punggungnya.

"Ken, ini punya lo?"

Barusan Astrid memungut sebuah kotak kecil yang tergeletak di dekat kakinya. Kenny membelalak saat menyadari kotak apa itu.

"Iya, punya gue. Pasti tadi jatuh dari tas. Sini."

Kenny mengambil kotak dari Astrid, lega melihat isinya. Aman.

Jemari Kenny mengelusnya. Sebuah cincin. 

Cincin emas berbentuk mahkota. Untaian permata kecil melingkar menghiasinya. Di puncak mahkota ada sebutir mutiara asli, putih berkilau.

Mutiara. Seperti namanya.

Mutiara menelepon beberapa hari lalu dan berkata akan datang ke Bali, ingin bertemu dengan Kenny. Entah apa tujuan Mutiara mengajaknya berjumpa. Memikirkan itu membuat Kenny gugup. Namun, apa pun yang terjadi nanti, Kenny harus memberikan cincin itu padanya.

Kenny selalu bertanya-tanya dalam hati, apakah saat ini Mutiara bahagia? Apakah semua masa sulit sudah benar-benar terlewati? Apakah Mutiara masih sering memikirkan dirinya, seperti ia memikirkan Mutiara?

Dulu, di pinggir pantai, Mutiara pernah bercerita. 

Lihat selengkapnya