My Amazing Brother

Yaz
Chapter #12

11

Jam istirahat, kali ini Casey berada di kantin duduk sendirian. Stella? Dia tidak masuk. Lily? Dia ada pertemuan di ruang osis. Dan Naurel? Dia sedang mengikuti lomba renang antar pelajar Indonesia.

Seorang lelaki mendekatkan posisi duduknya dengan Casey. Casey mengacuhkan lelaki itu tanpa meliriknya sama sekali, Casey terus saja menyuap bakso ke mulutnya.

"Hai," sapa lelaki itu, Casey hanya meliriknya sekilas dan kembali melanjutkan makannya.

"Ehem... namaku Gavin. Boleh kutahu namamu siapa?" Casey kembali melirik lelaki itu.

"Apa kau harus tahu namaku?" sinis Casey kembali menyuap baksonya.

"Iya..."

"Tanya saja pada orang lain. Maaf, aku tak punya banyak waktu, aku harus balik ke kelas." Casey bangkit dan meninggalkan laki - laki itu.

Sampainya Casey di dalam kelas, ternyata kelasnya dalam suasana gaduh luar biasa. Ia duduk di bangkunya dan memasang earphone ke telinganya. Ia asyik mendengarkan lagu.

Tiba-tiba ada seseorang yang melepas earphonenya. Casey langsung membuka matanya.

"Ada yang mencarimu." ujar salah satu teman cowoknya menunjuk seseorang di ambang pintu kelas.

"Siapa?" tanya Casey malas.

"Gavin," seketika itu pula Casey kembali memasang earphonenya.

"Aku tak ingin bertemu, bilang padanya aku sibuk." ujar Casey melipat kedua sikunya dan membenamkan wajahnya.

Tak lama, kembali Casey diganggu. Kali ini badannya diguncang - guncangkan oleh teman sekelasnya yang bernama Tyo.

"Ada apa lagi, Yo?" tanya Casey kesal.

"Kau harus menemuinya, dia bilang penting. Atau kau akan dicium olehnya disini."

Casey menggebrak meja. Menghampiri Gavin, lelaki yang membuat harinya kali ini menjadi demikian menyebalkan.

"Perlu apa kau ke kelasku?" tanya Casey jutek sambil melipat kedua tangan di dada.

"Namamu Casey bukan?" tanya laki - laki itu lengkap dengan sengirannya membuat Casey mendengus kesal.

"Mau namaku Casey, Bella, Sofia atau tidak punya nama sekalian memangnya apa urusannya denganmu?" tanya Casey kesal.

"Tidak ada, aku hanya ingin mengenalmu lebih banyak." ucap laki - laki itu santai.

"Jangan berharap tahu tentangku, sudah pergi sana dari kelasku!" Casey mengibas - ibaskan tangannya mengusir Gavin.

Namun laki - laki itu masih berdiri di tempatnya tanpa bergeser sedikit pun.

"Apa lagi yang kau tunggu?!" bentak Casey.

"Kau pulang denganku nanti ya?"

Lihat selengkapnya