Terima kasih hari ini, aku bisa lupa dengan segalanya walaupun hanya sekejap
••••••••••••
Sudah sebulan Fareel koma, dan juga sebulan terakhir Casey hanya diam dan mengunci dirinya di kamar. Sekolah pun dia sudah tak bersemangat lagi.
"Kau kenapa Cas?" tanya Gavin yang menghampiri Casey duduk di bangku taman sekolah. "Aku tak apa." ucapnya datar sekali.
Gavin menghembuskan nafas menatap langit cerah. Ia seperti ikut merasakan apa yang Casey rasakan saat ini. Perih? Pastinya.
Pandangan Gavin kembali menatap Casey lamat. "Aa kau ingin ikut denganku pulang sekolah nanti?" ajak Gavin.
"Kemana?"
"Tergantung kemana kau ingin pergi," pandangan Gavin teralih melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Casey menggeleng. "Kurasa tidak," jawab Casey sambil menggeleng.
Gavin melihat wajah Casey. "Kau harus mau, aku tak mau tahu. Kau setidaknya harus menghibur dirimu sendiri." ucap Gavin lalu meninggalkan Casey karena sebentar lagi bel masuk akan berdentang.
Casey menatap punggung Gavin yang terus berjalan. Mungkin ada benarnya juga yang dikatakan Gavin, dia butuh menghibur dirinya sendiri.