Lelaki itu membantu Casey berdiri dengan sempurna. Keduanya bertingkah kikuk di depan Carey.
"Terima kasih sudah menolongku." ucap Casey seramah mungkin. Lelaki itu mengangguk dan mengulas senyuman yang mampu membuat Casey mematung. "Lain kali kau harus lebih hati-hati." ucap lelaki itu.
Seakan memberi cela untuk keduanya mengobrol, Carey sengaja meninggalkan mereka berdua. Casey sempat meneriaki nama Carey, namun Carey tetap bersikap seolah tak mendengar apapun.
"CAREY!!!!" pekik Casey kuat, sampai - sampai ia lupa kalau lelaki itu masih di sampingnya.
"Sudah biarkan saja saudarimu itu, mau mengelilingi pantai denganku?" ajak laki - laki itu. Casey sempat berpikir sejenak sebelum ia mengiyakan ajakan lelaki ini.
Mereka berdua jalan-jalan di bibir pantai sambil menyelipkan obrolan ringan. "Siapa namamu?" tanya lelaki itu memandang Casey.
"A.... aku Casey, dan kau?" Casey balik bertanya.
"Aku Edric, salam kenal. Jadi kita sekarang berteman?" tanya Edric seraya tersenyum.
"Hah? I... iya." jawab Casey yang padahal tak meyakini jawabannya sendiri.
"Kalau begitu-" ucap Edric menggantung kalimatnya, entah kenapa jantung Casey berdebar. "Kena kau!" ucap Edric lalu berlari-larian di bibir pantai. Casey yang baru menyadari itu langsung mengejar Edric, keduanya bercanda gurau sambil berlarian di pinggir pantai.
Matahari mulai meninggi, sudah pukul delapan pagi. Carey sudah mengganti pakaiannya yang tadi basah dan mengajak Casey pulang.
"Cas, ayo pulang." ajak Carey kepada Casey yang tengah duduk berdua di ayunan pantai.
"Sekarang?" tanya Casey dengan raut wajah agak kecewa.
"Iyalah, memangnya kau mau kena omel Bunda?" dengan berat hati Casey bangkit.
"Edric, aku pulang dulu ya." Edric mencekal pergelangan Casey. "Bolehkah kita bertukar nomor?" keduanya pun bertukar nomor.
"Makasih, nanti malam kutelpon kau. Dan... hati-hati di jalan." entah kenapa kata-kata yang baru terlontar dari bibir Edric membuat jantung Casey kembali berdebar dan Casey hanya bisa membalasnya dengan mengulas senyum kikuk.
Casey mengikuti Carey dari belakang. Ia tak banyak bicara dan langsung duduk di dekat jok pengemudi.
"Kau kenapa sih? Wajahmu terlihat kusut?" tanya Carey heran.
"Tidak apa," jawab Casey singkat.
"Oh, aku tahu! Kau suka kan pada lelaki tadi?" goda Carey.
"Kau bilang apa? Aku menyukai lelaki itu? Tidak!" tekan Casey.