“Kamu mulai tinggal disini kan hari ini? Apakah kamu membawa pakaianmu?” tanya Matilda.
“Jika iya, kamu bisa menatanya di kamar sebelah,” lanjut Matilda memastikan jika May sudah benar-benar menjadi pengasuh Alice untuk seterusnya. Tapi, May sendiri merasa tidak enak setelah ketegangan barusan. Dia takut Jason akan mengusirnya karena sudah bersikap berani seperti tadi. Apalagi, dia memang belum membawa semua barangnya kemari.
“Aku belum membawa semua pakaianku, dan sekarang aku ingin bicara dengan tuan Jason dulu sebelum aku mengambilnya,” ujar May. Matilda memegang pundak kanan May untuk menenangkan. Dia mengerti jika May masih merasa gugup karena di hari pertama sudah menghadapi masalah seperti ini.
“Tenanglah, aku yakin tuan Jason takkan marah,” kata Matilda dengan yakin, “Tapi ini bagus untukmu, karena di hari pertama kamu sudah berhasil melewati semuanya.”
May hanya tertawa garing mendengarnya karena ia tak merasa apa yang ia lewati hari ini adalah sesuatu yang membanggakan.
“Kalau begitu kamu tunggulah di ruang tengah. Aku akan kembali mengerjakan pekerjaanku,” pamit Matilda sebelum pergi meninggalkan May sendirian. May mengangguk dan melakukan apa yang disarankan oleh Matilda.
Sambil menghela nafas berat May menghempaskan tubuhnya di sofa di ruang tengah. Sofa nyaman yang super empuk dan berbahan halus. Sofa itu berukuran sangat besar sehingga tubuh May terasa tenggelam saat ia meringkuk di atasnya. Karena menunggu Jason terlalu lama, May pun tak sadar hingga akhirnya tertidur.
Entah berapa lama May tertidur, tapi saat ia membuka mata ia sudah melihat Jason duduk di sofa yang sama dengannya, menonton televisi dengan wajah datar. May tersentak dan sontak menegakkan tubuhnya, lalu merapikan pakaian dan rambutnya yang mungkin acak-acakan. Dia merasa bersalah karena sudah tidak sopan tertidur seperti tadi.
“Maaf, aku sepertinya tertidur,” ucap May malu-malu. Jason tak menjawab apa-apa bahkan menunjukkan ekspresi pun tidak, sehingga membuat May menjadi semakin salah tingkah. Akhirnya May ikut diam dan menonton televisi sambil memutar otak kira-kira apa yang harus ia katakan untuk menanyakan perihal pekerjaannya.
Tiba-tiba, Jason angkat bicara tanpa menoleh sedikitpun ke arah May, “Terima kasih, karena sudah membuat Alice percaya padamu.”
May menoleh dan bengong karena lumayan terkejut dengan ucapan Jason.
“Sama-sama,” balas May terbata-bata karena terlalu bingung harus membalas apa.
“Aku jadi yakin jika kamu orang yang tepat untuk mengasuh May,” lanjut Jason, “Tapi aku tidak membenarkan sikapmu tadi. Walaupun kita pernah saling mengenal di masa lalu, tapi aku harap kamu bisa menjaga sikapmu di depan Matilda dan Alice.”
May menelan ludah mendengarnya. Dia merasa canggung karena mereka harus bicara dengan formal seperti ini mengingat dulu mereka pernah begitu dekat. Apalagi Jason mengungkit tentang hubungan mereka tanpa basa-basi seperti ini, membuat May semakin merasa tidak enak.
“Iya,” jawab May singkat.