Eva keluar dari ruang tamu keluarga Alastair dan berjalan kembali menuju ke kamarnya. Hari masih terlalu pagi untuk memulai aktivitasnya, terlebih Ia masih harus memikirkan rencana untuk membuat tuan muda Phillis bisa lepas dari nenek Jane.
Jret
Eva menutup pintu kamarnya perlahan tak ingin menimbulkan keributan di pagi hari dan membangunkan seluruh penghuni manor Alastair yang mungkin masih tertidur.
“Eva ...”
Napas Eva tertahan, tidak ada siapa pun di dalam kamarnya. Gadis berkulit putih itu pun segera membalikkan tubuhnya ketika mendengar namanya disebut lagi untuk yang kedua kalinya.
“Eva cecilia.,,”
Setelah membalikkan tubuhnya, Eva membuka kedua matanya dan menemukan sosok wanita berbaju putih dengan kaki yang tak menapak pada lantai kamarnya. Sosok wanita yang wajahnya masih belum nampak itu terlihat menundukkan kepalanya seraya terus menyebut nama Eva.
“Nenek Jane? Apakah kau benar nenek Jane?” tanya Eva pada sosok wanita itu.
Tak ada jawaban.
“Ayo nek, Eva tidak akan takut pada nenek,” ucap Eva lalu mendekati sosok wanita yang masih betah melayang itu.
Tak lama wanita tersebut mengangkat wajahnya yang pucat dan tersenyum pada Eva. “Well done Eva! Selain cantik kau juga ternyata sangat pemberani. Nenek kira kau akan seperti para pelayan dan pekerja di sini yang akan langsung kabur setelah melihat wajah nenek.”
“Nenek Jane kau ini ada-ada saja,” Eva lalu meraih tangan nenek Jane yang masih belum mau menapakkan kakinya tersebut dan membawa nenek Jane untuk duduk di tempat tidurnya.
“Sedang apa nenek di kamarku pagi-pagi buta begini nek? Semalam aku mencari nenek di kamar tapi kamar nenek Jane kosong.”
Nenek Jane menyunggingkan senyumnya lalu duduk di dekat Eva. Masih dengan kaki yang belum menapak di lantai. Telapak tangan kiri nenek Jane menyentuh tangan Eva yang masih menggenggam erat lengan nenek Jane.
“Kamar itu memang sudah lama kosong Eva. Hanya cucuku Phillips yang sering masuk ke kamarku setelah kepergianku.”
“Ah itu sebabnya kemarin pagi ketika aku masuk kamar nenek Jane, tuan muda Phillips ada di dalam sana. Berarti bukan kebetulan, tuan muda Phillips memang sering menghabiskan waktu di kamar nenek Jane,” batin Eva dalam hati.
Eva memandang wajah pucat milik nenek Jane. Ia tidak menyangka saat ini Ia tengah berbicara dengan seorang hantu dan sama sekali tidak merasa takut.
“Semalam nenek mengikuti kau dan Phillips berkeliling manor Alastair. Maaf kalau kau harus mengetahui kenyataan bahwa aku sudah meninggal dengan cara seperti itu Eva.”
“Tidak apa-apa nek. Ini salahku yang terlalu percaya diri mengira nenek Jane adalah manusia sama seperti ku hehehe.”
“Salahku juga yang berlagak seperti manusia Eva.”
“Dan salah tuan muda Phillips yang berlagak seperti hantu nek,” batin Eva dalam hati.
Eva tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan. “Nenek kenapa menemuiku pagi-pagi begini? Apa ada yang nenek Jane ingin katakan padaku? Atau nenek Jane mungkin membutuhkan sesuatu?”
“Eva, nenek ingin pamit denganmu. Nenek akan pergi. Pergi untuk selama-selamanya.”
“Maksud nenek Jane apa?”
“Nenek akan meninggalkan dunia ini dan pergi ke tempat yang lebih baik dengan tenang. Nenek akhirnya bisa meninggalkan Phillips padamu di manor ini dengan seseorang yang nenek yakin bisa merubahnya menjadi manusia yang lebih baik lagi. Nenek tidak bisa mengandalkan orang tua Phillips, para pekerja di sini, maupun John. Nenek hanya bisa mengandalkanmu Eva.”
Eva ingin sekali menyangkal pernyataan nenek Jane bahwa tuan muda Phillips bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi berkat dirinya padahal kenyataannya Eva juga tidak yakin bisa merubah sikap tuan muda Phillips yang terlihat keras kepala itu. Tapi niatanya itu Ia urungkan karena melihat kondisi nenek Jane yang semakin terlihat transparan. Eva nyaris tidak bisa merasakan genggaman tangan nenek Jane lagi dan telapak tangan nenek Jane lama-kelamaan terasa semakin dingin.
“Kumohon Eva, jaga cucuku Phillips. Buat dia agar tidak selalu bergantung padaku dan buat dia agar bisa mengihklaskan kematianku. Aku yakin kau pasti bisa.”
“Tapi nek-“
“Berjanjilah padaku Eva. Semenjak kau menginjakkan kaki di depan pagar manor Alastair malam itu dan aku membukakan pintu itu untukmu secara diam-diam, kau sama sekali tidak takut dan malah makin bersemangat untuk masuk ke dalam manor Alastair. Dari saat itu aku tahu kalau kau adalah orang yang tepat untuk menemani cucuku.”
Eva panik. Matanya memandang tubuh nenek Jane yang nyaris menghilang. Suara nenek Jane juga semakin sulit untuk Eva dengar.
“Aku berjanji nek. Aku tidak akan membuat nenek Jane kecewa. Nenek Jane bisa pergi dengan tenang.”
Wooshh.