“Kenapa dengan wajahmu? Kau cantik Eva. Sangat cantik malah. Mungkin agar kau memiliki pengalaman, bagaimana kalau kau coba berpacaran saja denganku. Siapa tahu kita cocok?”
Eva membelalakkan kedua matanya dan memandang laki-laki tampan di depannya. Apa barusan dia tidak salah dengar? Apa tuan muda Phillips baru saja meminta Eva untuk menjadi kekasihnya?
“Apa maksud anda Phillips? Kau ingin menjadi kekasihku?”
Tuan muda Phillips menganggukkan kepalanya antusias, senyum manis juga masih menghiasi wajah tampannya. Keadaan ini justru berbanding terbalik dengan Eva yang malah terlihat speechless dengan permintaan tuan muda Phillips padanya. Eva masih tidak percaya bahawa majikannya itu memintanya untuk menjadi kekasihnya. Sungguh di luar nalar.
Hubungan tuan muda Phillips dan Eva memang cukup dekat akhir-akhir ini. Tapi bukan berarti kalau tuan muda Phillips akan mengajaknya untuk berpacarankan?
“Aku... aku... “ Eva sebenarnya tidak tahu harus menjawab apa permintaan dari majikannya itu. Di satu sisi Eva masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja tuan muda Phillips katakan padanya, tapi di sisi lain Eva tentu tidak menampik bahwa Ia adalah wanita normal yang tidak akan menolak kesempatan sebagus ini.
Berpacaran dengan tuan muda Phillips, laki-laki berwajah tampan dengan kekayaan yang berlimpah. Eva yakin sampai tujuh turunan pun harta keluarga Alastair tidak akan habis.
“Hah kau ini, aku tadi hanya bercanda. Kenapa kau serius sekali Eva? Hahaha kau lucu sekali!” tuan muda Phillips tertawa dengan suara khas baritonya. Membuat Eva yang semula berpikir keras, hanya bisa memandanginya binging.
“Phillips hanya bercanda?” tanya Eva dalam hati. “Jadi Phillips tidak ingin menjadikanku kekasihnya? Oh my God! Mau aku taruh di mana mukaku? Bagaimana bisa aku tidak menyadari kalau tuan muda Phillips tadi hanya bercanda? Bodoh sekali dirimu ini Eva!”
“Hallo tuan muda Phillips?” beruntung Dorothy tiba-tiba saja muncul dan menyelamatkan Eva yang saat ini hanya bisa menundukkan wajahnya yang memerah karena malu dan kesal dengan kelakuan tuan muda Phillips.
Tuan muda Phillips bangkit dari posisinya duduk dan menyapa ramah Dorothy yang sepertinya masih sibuk bertelepon dengan seseorang di ponselnya. “Oh hallo Dorothy! Ada apa?”
“Tuan muda Phillips aku sedang berbicara dengan Brent. Ada beberapa hal yang dia ingin tanyakan pada tuan muda Phillips. Bisakah anda-”
“Oh sure.”
Dorothy kemudian menyodorkan ponselnya pada tuan muda Phillips. Kedua orang itu lalu berjalan beriringan menuju ruang administrasi yang ada di lantai 1. Meninggalkan Eva yang masih terduduk lemas di lantai.
“Aku seharusnya sudah tahu kalau Phillips hanya bercanda. Dasar bodoh! Hanya laki-laki bodoh yang akan menyatakan cinta padaku, bukan laki-laki berkelas, tampan, dan kaya raya seperti Phillips!” seru Eva pada dirinya sendiri. Gadis itu meruntuki kebodohannya sendiri, untung saja Eva tidak langsung mengiyakan lelucon dari tuan muda Phillips. Eva tidak bisa membayangkan apa yang terjadi kepadanya jika itu benar-benar terjadi.
...
Jret!
Eva menutup pintu kamarnya lebih keras dari yang biasa Ia lakukan. Sepulang dari perpustakaan hari ini Eva benar-benar belum bisa mengembalikan mood nya yang hancur berantakan karena selera humor tuan muda Phillips yang sama sekali tidak terdengar lucu di telinganya.
Selama di perpustakaan dan di dalam mobil tadi Eva juga memutuskan untuk irit bicara. Dia hanya menjawab jika majikannya itu bertanya sesuatu padanya. Selain itu Eva sama sekali tidak tertarik untuk mengobrol dengan tuan muda Phillips.
Padahal beberapa hari ini semuanya berjalan dengan sangat lancar. Mereka berdua sering mengobrol tentang banyak hal. Namun, apa yang terjadi siang ini di perpustakaan benar-benar membuat gadis kurus itu marah pada majikannya itu.
Eva menyapu pandangannya pada seluruh sisi kamarnya, berusaha mencari keberadaan nenek Jane. Gadis itu berharap agar malam ini Ia bisa terbebas dari nenek Jane untuk semalam saja. Ia sedang tidak berminat sama sekali untuk berbincang dengan hantu.
“Syukurlah tidak ada siapa-siapa di sini,” Eva mengeluarkan napas lega setelah tidak berhasil menemukan keberadaan hantu wanita tua itu. “Sebaiknya aku segera mandi dan tidur karena besok pagi John ingin menemuiku dan berbicara denganku.”
...
Pagi-pagi sekali Eva sudah duduk di dapur sembari meminum teh melati hangat yang tadi Ia buat sendiri. Belum ada orang di dapur. Eva bangun terlalu pagi. Semalam Ia sama sekali tidak bisa tidur. Lelucon tuan muda Phillips yang dilemparkan kepadanya kemarin siang terus terngiang di kepalanya. Dan membuatnya sulit untuk tertidur.
Tangan kiri Eva mengelus pelan pegangan pada cangkir keramik di depannya. Kemudian tangan kanan Eva membuka kembali ponselnya dan memeriksa pesan yang semalam Ia terima dari John.
From: John
Besok pagi aku akan datang ke manor Alastair. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu J
Ia tidak tahu apa yang John ingin bicarakan dengannya. Namun, Eva rasa itu jauh lebih baik daripada harus kembali memikirkan pembicaraannya dengan tuan muda Phillips kemarin.
“Eva? Sedang apa kau di sini pagi-pagi sekali?” Ponie tiba-tiba muncul dari pintu menuju basement yang tiba-tiba terbuka. Di belakangnya, Matt, Tress, dan Helen berjalan beriringan menyusul Ponie yang sudah berdiri di depan Eva.
“Hai semua!” sapa Eva dengan nada yang tak seceria biasanya.
“Kau sudah bangun sepagi ini? Apa kau lapar?” tanya Matt. “Mau ku buatkan sesuatu untuk mengganjal perutmu? Atau kau mau menunggu kami selesai menyiapkan sarapan?”
“Ah atau kau akan pergi lagi dengan tuan muda Phillips ke kota dan sarapan di sana seperti biasanya?” tanya Ponie sembari menaik turunkan kedua alisnya jahil.
Eva menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak perlu membuatkan aku apa-apa tapi terima kasih kalian sudah menawarkan. Hari ini tidak ada jadwal untuk ke kota. Aku hanya sedang menunggu John. Katanya dia ingin berbicara denganku.”
“Ohh.. tapi sepagi ini?” Matt bertanya lagi dengan nada curiga.
“John tidak akan memecatmu kan Eva?” kali ini Liam penasaran.
Matt langsung memukul bagian belakang kepala Liam pelan. “Jangan bicara yang aneh-aneh. Mana mungkin tuan muda Phillips mau meminta John untuk memecat Eva. Setiap hari mereka semakin dekat seperti itu. Apa kau tidak bisa melihatnya?”
Eva kembali meminum teh hangat di depannya sembari memandangi Liam yang menggosok-gosok bagian belakang kepalanya. “Baiklah kalau begitu. Tapi aku ingin bertanya padamu Eva, katakan dengan jujur apa kau berpacaran dengan tuan muda Phillips?”
“Uhuk uhuk uhuk,” Eva tersedak teh yang diminumnya dan menyebabkan gadis muda itu terbatuk-batuk. “Tidak mungkin tuan muda Phillips mau berpacaran denganku. Kalian jangan memfitnahnya sembarangan seperti itu. Aku yakin tuan muda Phillips masih waras. Ia tidak mungkin menyukai gadis sepertiku,” seru Eva seraya mengibas-ngibaskan telapak tangannya.
“Tapi kami kira selama ini tuan muda Phillips menyukaimu Eva. Apa aku salah?” tanya Liam yang masih ngeyel dengan pendapatnya.