My Boyfriend Is A Ghost

zozozo 🌷🌷🌷🌷🌷
Chapter #23

Coming Home

Gadis bertubuh kurus itu bermaksud untuk mengirimi pesan kepada tuan muda Phillips dan menanyakan kemana majikannya itu tadi pergi. Namun, belum sempat Eva mengetik pesannya, sebuah pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponselnya. Eva dengan cekatan langsung membuka pesan itu. Mata biru gadis itu seketika melotot setelah melihat pesan yang baru saja Ia terima. 

From: Tuan muda Phillips

Kau kupecat!

Masih dengan tangan gemetar, Eva meletakkan ponsel bututnya ke atas meja. Ia tak menyangka akan mendapatkan pesan singkat berisi pemecatan dirinya dari tuan muda Phillips. Sepertinya tadi malam ketika mereka berdua terakhir bertemu, semua masih terlihat baik-baik saja.

“Apa Phillips marah padaku?” bisik Eva lirih, takut jika pekerja yang lain mendengarnya. “Bukankah seharusnya aku yang marah dengannya karena kejadian kemarin? Apa itu sebabnya Ia pergi sendirian hari ini tanpa mengajak dan memberitahuku?”

“Eva, apa kau sedang tidak ada kerjaan? Aku dari tadi hanya melihatmu sibuk berbicara sendiri? Apa ada yang sedang kau pikirkan?” tanya Paul yang sedari tadi mengamati tingkah laku Eva yang terlihat mencurigakan baginya.

“Aku... aku sepertinya sudah membuat kesalahan besar... “ jawab Eva masih dengan mata birunya yang memandang kosong ke depan.

“Apa yang kau bicarakan? Kesalan besar apa yang kau maksud Eva?” tanya Ponie yang kini memandang Eva bingung.

Brak brak bugh

“Nona Eva!”

Belum sempat Eva menjawab pertanyaan yang diberikan Ponie padanya, sebuah suara tiba-tiba mengagetkan seisi dapur membuat seluruh pekerja di manor Alastair termasuk Eva menoleh keget ke arah pintu belakang dapur yang mengarah ke greenhouse. Sosok laki-laki berusia paruh baya terlihat sedang menyandarkan tubuhnya yang terlihat kelelahan setelah berlari. Tangan kanan laki-laki itu nampak merenggangkan ikatan dasi di lehernya, sementara tangan jari telunjuk tangan kirinya sibuk menunjuk-nunjuk ke arah Eva yang masih duduk di kursinya.

“Tuan muda Phillips baru saja menghubungiku nona Eva. Tuan muda Phillips bilang hah... hah tuan muda Phillips bilang padaku kalau... hah...” John, dengan napas terengah-engah mencoba menyelesaikan kalimatnya.

“Duduklah dulu John, you look like a mess!” Ponie menggeser kursi yang tadinya John duduki dan menepuknya pelan, berniat memberikan kode pada John untuk duduk dan menenangkan dirinya dulu.

John berjalan dengan sedikt tergesa-gesa lalu duduk di kursi yang Ponie sediakan untuknya. “Tuan muda Phillips baru saja menghubungiku. Aku cukup terkejut ketika Ia mengatakan bahwa Ia ingin aku untuk menyampaikan pada nona Eva kalau... ”

“John, bisa tidak langsung pada intinya saja, apa yang tuan muda Phillips katakan padamu? Kau ini suka sekali berbelit-belit!”

“Baiklah-baiklah, tuan muda Phillips tadi bilang padaku kalau Ia akan-“

“Memecatku,” Eva mengakhiri kalimat yang akan John sampaikan padanya. “Aku juga sudah mendapatkan pesan dari Phillips kalau dia memecatku.”

Ponie, Paul, Liam, Ash, Helen, dan ketiga pekerja di manor ini yang sedang berada di meja makan langsung kompak menolehkan kepala mereka pada Eva yang kini sudah nampak biasa saja. Gadis berambut merah itu memang pada awalnya sempat tidak menerima keputusan majikannya itu untuk memecatnya secara mendadak seperti ini, seolah-olah semua jerih payahnya selama ini tidak ada artinya di mata tuan muda Phillips.

Apalagi Ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun selama beberapa minggu ini. Hubungannya dengan tuan muda Phillips juga semakin baik. Lalu apa kira-kira alasan majikannya itu memecat Eva? Kenapa tiba-tiba sikap tuan muda Phillips berubah 180 derajad padanya?

“Kau dipecat?”

“Kapan? Kenapa kau tidak segera memberitahu kami Eva? Kau ini bagaimana?”

“Kenapa dari tadi kau hanya diam saja?”

Ponie, Liam, dan Ash memberikan pertanyaan secara bersama-sama pada Eva. Sementara kelima pekerja yang lain menatap Eva tidak percaya.  

“Aku juga baru menerima pesan dari Phillips beberapa menit yang lalu. Aku belum memberitahu kalian karena aku juga sama shocknya dengan kalian. Kalian yang tidak ikut dipecat saja shock, apalagi aku?”

“Aku tidak percaya kalau tuan muda Phillips memecatmu Eva. Kalian berdua terlihat sangat akrab, para pekerja di sini sampai mengira kalau kalian berpacaran. Bagaimana mungkin tuan muda Phillips memecatmu?” Ponie menyandarkan tubuhnya sembari menyikap kedua lengannya di depan dadanya. Wanita yang berumur jauh lebih tua dari Eva itu nampak kesal dengan keputusan yang diambil tuan muda Phillips.

“Sekarang apa yang akan kau lakukan Eva?”

“Perintah Phil-ah maksudku tuan muda Phillips sudah sangat jelas,” Eva meralat omongannya sendiri karena menurut gadis bertubuh kurus itu setelah semua yang terjadi pagi ini, Ia tidak pantas lagi untuk memanggil mantan majikannya itu dengan namanya saja. “Aku akan bersiap untuk kembali ke kota asalku.”

Eva tak mau lagi berlama-lama berada di dalam di dapur. Gadis itu segera bangkit dari kursinya dan melangkah mantap keluar dari dapur meninggalkan para pekerja yang lain dan John  yang terlihat lebih kaget daripada Eva sendiri.

Samar-samar ketika Eva berjalan meninggalkan dapur, gadis itu mendengar John berujar pelan kepada para pelayan yang lain. “Aneh. Ini jarang sekali terjadi. Biasanya para perawat itu yang akan mengundurkan diri dengan sendirinya karena mereka merasa tidak betah bekerja di manor ini. Bukan malah sebaliknya. Kalau diingat-ingat lagi, tidak pernah ada pekerja di sini  yang sampai dipecat seperti Eva. Ada apa sebenarnya?”

...

Eva berjalan dengan pandangan kosong menuju ke tangga yang akan menuntunnya ke kamar yang Ia tempati selama satu bulan ini. Gadis bertubuh kurus itu menapaki satu persatu anak tangga menuju ke kamarnya. Langkah pelan gadis itu terhenti, Eva kembali memandangi ponselnya lama. Di sudut kanan layar ponselnya tercetak angka 08.15.  

“Aku harus segera melihat jadwal keberangkatan kereta ke kota Los Angeles sebelum aku terlambat. Aku tidak ingin berlama-lama ada di manor Alastair.”

Gadis berusia 23 tahun itu segera mencari jadwal keberangkatan dari stasiun Prum di situs resmi perusahaan kereta api di kota MidWare. Menyapukan pandangannya ke layar ponselnya, Eva kemudian membuang napasnya lega. Ia menemukan satu-satunya keberangkatan kereta dari kota MidWare ke Los Angeles. “Syukurlah masih ada keberangkatan di jam 11.30. Aku masih punya beberapa jam untuk bersiap.”

Eva lalu kembali menaiki anak tangga dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang carut marut di kepalanya saat ini. Semuanya terjadi begitu cepat. Ia belum sepenuhnya memproses apa yang sedang terjadi dengannya. Bagaimana semua ini bisa terjadi dan kenapa sampai bisa terjadi kepadanya.

Setelah menutup pintu kamarnya, gadis berambut merah itu bersandar pada pintu dan jatuh merosot ke lantai kayu kamarnya. Ia tekuk kedua kakinya dan meletakkan kepalanya di lututnya. Eva menangis tersedu-sedu.

Gadis itu menangisi nasibnya yang sungguh sial karena harus dipecat dari pekerjaannya padahal Ia sangat betah bekerja di manor ini. Yang lebih menyakitkan daripada fakta bahwa Ia telah dipecat adalah bahwa tuan muda Phillips memecatnya tanpa memberitahu padanya apa kesalahan yang telah Ia perbuat sehiingga membuatnya harus dikeluarkan dari pekerjaannya.

               Yang lebih anehnya lagi, mengapa tuan muda Phillips memecatnya secara tidak langsung? Apa begitu besar kesalahan yang Eva lakukan padanya sampai-sampai tuan muda Phillips tidak mau menemui Eva lagi?

               â€śAku harus segera mengemasi barangku,” ujar Eva seraya mengahapus air matanya dengan lengan sweater yang Ia pakai. Gadis itu lalu berdiri dan melangkah menuju ke lemari besar yang berada di dekat tempat tidurnya. Gadis bertubuh tinggi itu kemudian membuka pintu lemari vintage itu dan menarik sebuah koper besar miliknya yang nampak berdebu.

Lihat selengkapnya