My Broken Journal

Roka
Chapter #6

Sleeping Beauty with Sleepy Introvert

Sebagaimana matahari selalu terbit di pagi hari aku pun menjalani hari ku seperti biasanya, bangun dari tidur minimal, berjalan ke sekolah tanpa ada gangguan golden retriever, yang menemani ku dalam perjalananku menuju neraka hanyalah musik-musik metal yang kudengarkan melalui earphone-ku demi memberi ku semangat untuk menyeret kakiku sampai ke sekolah.

Entah apa yang ada di dalam pikiranku , tapi ketidak hadiran golden retriever di depan rumahku sedikit membuatku khawatir.

Mungkin kemarin pagi gua terlalu dingin ke dia, atau memang mungkin dia mulai sadar diri, apa pun alesannya, yang penting semuanya udah berakhir…

Setidaknya begitulah yang kupikirkan, akan tetapi perjalananku ke sekolah yang selalu menyedihkan entah mengapa terasa lebih menyedihkan dari biasanya, mungkin memang sebenarnya ada sebagian dari diriku yang menikmati perjalananku dengannya.

Sesampainya aku di sekolah bel sekolah pun berbunyi, aku yang sudah sampai di depan pintu kelas dapat mendengar suara anak-anak yang sedang ber-gosip.

“Eh, kamu tau gak katanya kemarin mereka nge-bully si Mian lho…”

“Masa sich, aku gak nyangka ada yang berani gangguin Mian…”

“Bro, gua denger kemaren ada yang ribut.”

“Siapa cuks?”

“Si itu, yang duduk situ… siapa ya namanya?”

“Oi oi, nama temen sekelas kok bisa lupa lo.”

“Emangnya loe inget namanya?”

“Kagak lah, yang duduk situ si cewek jutek kan, hahahaha.”

“Ahaha, iya juga y-”

Brukk! Suara bantingan pintu yang ku sengaja buka dengan sekuat tenaga, demi menghilangkan polusi suara yang berkeliaran.

Suara peng-gosip pun mulai mengecil.

“Mampus lho, kedengaran orangnya…”

“Pelan-pelan aja ngomongnya, siapa tau dia budek…”

Mendengar gosip tentang diri sendiri sudah menjadi suatu sarapan pagi yang normal bagi bagiku, setiap anak di kelas ini memang sepertinya sudah tidak peduli mengenai keberadaanku, mereka yang membicarakan tentang diriku juga bukannya karena mereka tertarik dengan masalahku atau semacamnya, mereka hanya melakukan itu untuk merasa bangga terhadap diri mereka yang mereka nilai lebih baik dariku, dan juga untuk memanjat status sosial diantara mereka.

Haah… memang dasar sosialis busuk, mereka gak ngerti jalan hidup introvert elite kayak gua.

Yosh numpung Pak Noel biasanya telat, sekarang waktu yang tepat untuk menuliskan nama anak-anak terkutuk itu supaya gua gak lupa balas dendam di masa depan…

“Kamu lagi apa?” Tiba-tiba suara terdengar dari sampingku, aku pun langsung menutup bukuku dengan panik.

Setelah ku tutup bukuku aku pun menoleh untuk melihat makhluk khilaf macam apa yang berani mendekat denganku.

“Eh! Loe kan…”

Yang tertara di sampingku adalah anak yang berada di ruang OSIS kemarin, ia yang bermata sayu.

“Hm… namaku Sylvia, dipanggil Via... apa kamu ingat?…” ia mengatakannya dengan lemah lembut dan dipenuhi jeda.

Matanya yang tak bersemangat dan gaya tubuhnya yang terlihat lesu membuatnya terlihat sangat mengantuk, ia menyenderkan kepalanya di tanggan kanannya sambil memakan permen.

“Urm, ahh iya… gua inget kok…”

Untuk selama bangku sebelah gua selalu kosong, terus kenapa ni anak tiba-tiba duduk di sini?

ni anak… dia salah masuk kelas kali ya?

“Urm… BTW kenapa loe duduk di sini, bel sekolah udah bunyi lho.”

“Soalnya, ini tempat duduk aku… kan ya?”

“Mana gua tau! Loe yakin loe gak salah masuk kela-” sebelum aku selesai berbicara Pak Noel pun masuk kekelas.

“Weis~ pagi semua…” Salam Pak Noel

“Pagi pak~” anak-anak lain membalas seakan tidak ada apa-apa.

Lihat selengkapnya